Itu harus dilakukan setiap hari. Karena, tanpa adanya interaksi, terkadang kepekaan terhadap sesama bisa meluntur.
Sekalipun, ternyata ada seseorang yang memikirkannya, tetapi orang lain tidak tahu pemikirannya. Yang orang lain tahu adalah sikapnya.
Kalau misalnya hidup bersama keluarga, serutin-rutinnya bertemu sampai sudah bosan atau sudah tidak ada hal yang dianggap baru, lebih baik tetap menjalin interaksi. Ada satu pertanyaan yang bisa diterapkan saat duduk bersama keluarga, yaitu "apa yang baru kamu temukan hari ini?"
Tidur saat perut kosong malah tidak jarang menghasilkan mimpi buruk, bahkan bisa juga mimpi makan-minum. Apakah itu yang dicari? Tidak kan?
Maka dari itu, saat tubuh sudah merasa tidak sanggup untuk terjaga dan produktif, sebaiknya beristirahat. Hanya saja, istirahatnya harus menarik.
Biasanya, orang-orang yang punya hobi bisa mengalihkan pikirannya ke hobi. Saat seperti itu, pikiran lelah menjadi berkurang. Sekalipun tubuh tidak lagi punya daya tahan yang kuat, tetapi pikiran kita dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas lagi, karena ada gairah (passion) dan kegemaran (hobby).
Bagi yang hobi memasak, tambah mantap. Karena, bisa menyalurkan hobi, dan hasilnya juga bisa segera dinikmati setelah azan magrib.
Bagi yang hobi menulis juga boleh menyalurkan sisa-sisa tenaganya untuk menulis. Tetapi, menulis saat ngabuburit juga perlu adaptasi dan kompromi.
Adaptasi tentu berkaitan dengan konsistensi menulis dalam kondisi tidak sepenuhnya bertenaga. Meskipun, "hanya" menulis, tenaga tetap dibutuhkan, karena itu akan membuat konsentrasi masih terjaga. Konsentrasi yang terjaga akan menghasilkan tulisan yang terkontrol pula.