Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Bukber Virtual, Kuy atau Gak Nih?

25 April 2021   19:45 Diperbarui: 26 April 2021   17:02 2641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempererat hubungan antarpribadi bisa lewat makan bersama. Sumber: Pexels/Fauxels

Tetapi, itu tidak terlalu menjadi halangan besar, kalau agendanya disusun dengan pengaturan waktu yang tepat. Lagipula, berbuka puasa yang sebenarnya--mengonsumsi makanan berat--adalah seusai menunaikan ibadah salat magrib.

Jadi, selama momen berbuka, masih bisa saling tunggu. Atau, momen berbuka puasa yang sebenarnya bisa dilakukan selepas salat tarawih. Di momen itulah semua orang sudah pasti bisa makan-makan dalam waktu yang sama.

Kelebihan keempat, bukber virtual menjadi media pelepas kangen secara darurat. Bagi yang memang menganggap pertemuan dengan melihat wujud dan mendengar suara secara langsung adalah hal utama namun terhalang pandemi, maka bukber virtual harus dilakukan.

Mempererat hubungan antarpribadi bisa lewat makan bersama. Sumber: Pexels/Fauxels
Mempererat hubungan antarpribadi bisa lewat makan bersama. Sumber: Pexels/Fauxels
Jika melihat jumlah kelebihan bukber virtual cukup banyak, maka ini bisa menjadi landasan atau pendorong terjadinya bukber virtual. Hanya saja, bukber virtual rupanya juga mempunyai kekurangan.

Kekurangan pertama, kurangnya perasaan keterikatan antarsatu dengan lainnya. Faktor tidak adanya sentuhan dan kedekatan fisik membuat bukber virtual seperti webinar.

Bedanya, masing-masing bisa melampiaskan kekesalan terhadap jarak itu dengan mengajak keluarga masing-masing untuk juga turut nimbrung. Tetapi, bagaimana kalau masih ada yang terjebak di kota rantau?

Kekurangan kedua, perlu usaha lebih untuk dapat mempunyai data dan sinyal yang kuat untuk memuat media pertemuan daring. Tidak semua orang tinggal di tempat yang kekuatan jaringannya bagus.

Bahkan, di stasiun televisi saja yang melakukan panggilan video interaktif juga memperlihatkan bahwa ada penonton-penonton yang kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang di studio, meskipun tempat tinggalnya masih di sekitar Jabodetabek.

Bayangkan, kalau panggilan video itu terjadi di Tanjung Palas, Bulungan, Kalimantan Utara. Bukannya bukber virtual menjadi momen lepas kangen, malah menjadi momen canggung dan tidak nyaman.

Kekurangan ketiga, bukber virtual juga cenderung kurang cocok bagi orang-orang yang tidak nyaman mengekspos kehidupan pribadinya dan isi rumahnya. Karena, pertemuan daring ini pasti berbeda dengan webinar, yang mana webinar berprinsip "aku hanya butuh kamu, bukan yang lain".

Sedangkan, bukber virtual bisa saja mengarah ke perbincangan seputar kehidupan pribadi. Seperti, siapa yang masak menu berbuka, di rumah ada siapa saja, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun