Akhirnya, kebun tersebut harus gagal panen, ketika Ramadan sudah tiba. Padahal, setiap momen Ramadan biasanya akan ada usaha lebih untuk menabung agar dapat menyambut Lebaran dengan baik.
Seperti menyiapkan kue-kue, juga memberi uang jajan ke anak-anak kerabat. Memang, tradisi semacam itu tidak tertulis, tetapi mulut dan otak biasanya sudah mematri kebiasaan itu, termasuk ketika orang tua saya dua-duanya tipikal overthinking--dengan kadar berbeda.
Saya tentu tidak mempermasalahkan itu, karena banyak orang mempunyai kepribadian seperti itu. Termasuk ketika harus berhadapan dengan "tradisi" dan stereotip tentang Lebaran. Kita hidup di lingkaran itu, bukan di Kutub Selatan.
Seandainya tidak ada banjir di lahan perkebunan, mungkin cobaan yang dialami orang tua tidak akan lebih terasa berat. Termasuk, seandainya saya berhasil ada di dekat mereka, tentu saya akan berusaha meringankan beban mereka.
Berkumpul dalam duka-suka, bersatu-padu berjuang menjalani Ramadan agar khidmat dan berkah. Tentu, saya berharap momen ini bisa terjadi suatu saat nanti.
Entah, cepat atau lambat. Saya ingin melihat lagi senyum manis ibu, mendengar celotehannya, dan tentu ingin terus tertular oleh semangatnya yang selalu tinggi untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.
Selamat menjalani Ramadan untuk orang tua tercinta, juga untuk semua orang yang mungkin juga sedang terpisah oleh keluarga tersayangnya. Semoga Ramadan yang akan datang lebih baik dari Ramadan saat ini.
Malang, 16 April 2021
Deddy Husein S.
Catatan: Semua gambar/foto yang tersemat di badan artikel--kecuali gambar sampul artikel--adalah dokumentasi pribadi (dari orang tua penulis).