Secara mudahnya, Inter Milan ingin mengajak semua elemen yang lekat dengan mereka untuk selaras dengan identitas baru dan sesuai zamannya. Caranya adalah dengan rebranding saat mereka juga sedang punya asa mencapai titik target yang diidamkan sejak lama, scudetto (juara Serie A).
Ketiga, membangkitkan pasar yang terpuruk. Penggemar Inter Milan pasti masih banyak. Entah, generasi masa lalu atau masa sekarang.
Tetapi, sejak ada pandemi, segala sektor tersendat, termasuk pasar merchandise (pernak-pernik). Tidak hanya prestasi di lapangan yang dapat menopang kejayaan klub, melainkan juga pemasaran pernak-pernik.
Hanya saja, terkadang pernak-pernik yang berbau lama cenderung sudah kurang menarik minat bagi penggemar golongan lama. Atau, juga bagi mereka golongan baru yang menganggap simbol-simbol Inter tidak seperti Juventus atau pun Hellas Verona.
Sudah dekade 2020-an, loh!
Ibaratnya, semua orang sudah tahu sejarah dan simbol yang melekat di Inter Milan. Lalu, apakah tidak ada inovasi setelahnya? Apakah selamanya hanya bersama sisa-sisa sejarah yang belum tentu memberi dampak psikologis dan kenangan yang bagus?
Bagaimana dengan opsi membuka sejarah baru? Bukankah itu akan menarik untuk masa depan?
Mereka harus dapat memanfaatkan perhatian para penggemar bola, khususnya Interisti dengan adanya rebranding. Dengan begitu, geliat pasar Inter akan terlihat, dan ini bisa membantu Inter keluar dari jeratan kesulitan finansial.
Jika melihat langkah Inter Milan terlihat taktis dan mampu menjangkau hal-hal yang nonteknis, bagaimana dengan Atalanta? Apakah Atalanta tetap bertahan dengan jati diri lamanya?