Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apakah Sergio Aguero Juga Overthinking?

1 April 2021   17:52 Diperbarui: 2 April 2021   02:35 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi disharmoni. Sumber: Pexels/Alex Green
Ilustrasi disharmoni. Sumber: Pexels/Alex Green
Itu juga berlaku dalam hubungan lebih luas, seperti kerja-sama tim di dalam organisasi, pekerjaan, hingga tim sepak bola. Mereka juga seharusnya tetap saling mendukung meski pada akhirnya tidak bersama lagi.

Apakah itu sulit?

Sebenarnya, kalau permasalahan perlakuan kurang baik dan tidak baik itu tidak terjadi, maka tidak akan ada orang-orang yang merasa tersakiti akibat keputusannya untuk pergi. Karena, mereka yang akan pergi juga belum tentu sudah mengetahui nasibnya. Apakah lebih baik atau malah lebih buruk.

Itu persepsi yang seharusnya juga dipikirkan mereka yang masih bertahan di tempat. Mereka harus tidak menambah beban pikir kepada orang yang akan pergi, karena orang itu juga belum tentu tenang.

Apalagi, kalau sudah menemukan zona nyaman, biasanya orang akan lebih memilih bertahan lama daripada pergi. Inilah yang membuat poin perlakuan terhadap orang yang akan pergi itu penting banget untuk diperhatikan.

Jangan sampai, malah perlakuan kepada orang yang akan pergi menjadi berubah, dari baik menjadi tidak baik. Itu akan membuat orang yang akan pergi semakin tidak nyaman dan resah secara kejiwaan.

Itu juga membuat orang yang akan pergi merasa dirinya sudah tidak penting. Padahal, bagaimana kalau ternyata ialah yang telah berjasa di tempat itu?

Ambil contoh seperti Sergio Aguero di Manchester City. Kalau bukan golnya ke gawang Queens Park Rangers pada laga 13 Mei 2012, apakah Manchester City juara dan menumpas dominasi Manchester United?

Gol dramatis Aguero ke gawang QPR di pekan terakhir musim 2011/12. Gambar: AFP/Getty Images/Alex Livesey/via Kompas.com
Gol dramatis Aguero ke gawang QPR di pekan terakhir musim 2011/12. Gambar: AFP/Getty Images/Alex Livesey/via Kompas.com
Memang, orang bisa berdalih, bahwa tim yang punya potensi untuk juara pasti akan juara pada suatu saat. Hanya saja, orang juga harus berpikir, bahwa sebuah prestasi bisa hadir jika ada awalannya.

Artinya, juaranya Manchester City di musim-musim selanjutnya itu perlu ada mentalitas yang terbangun terlebih dahulu lewat juara pada musim 2011/12 tersebut. Dari situlah, Manchester City punya mentalitas juara, ada dasar yang kuat untuk memunculkan keyakinan bahwa mereka pasti akan bisa juara lagi.

Itu sama seperti Arsenal di Piala FA. Sekalinya mereka berhasil juara, maka di musim-musim selanjutnya, mereka tahu formula untuk juara di Piala FA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun