Tetapi, khusus pada balapan ini, Vinales bisa dikatakan tampil sempurna, alias mantab abis! Ia tidak tercecer saat start, yang mana itu adalah pemandangan khas Vinales dalam dua musim belakangan.
Perubahan itu yang membuatnya tidak terlalu kesulitan untuk mencatatkan progres selama balapan. Ia juga mampu memanfaatkan agresivitas Quartararo dalam memecah konsentrasi pembalap Ducati dengan terus membuntuti rekan setimnya.
Ketika El Diablo mulai terhadang oleh degradasi ban, giliran Vinales yang membuat tim Ducati sempat memegang kepala.Â
Bagaimana tidak, mereka yang sempat terlihat perkasa di awal balapan justru mulai tergerus oleh motor-motor biru, Yamaha dan Suzuki.
Namun, Ducati patut bersyukur, bahwa mereka memiliki satu pembalap spesial yang bisa dikatakan menjadi pembalap terbaik setelah Vinales pada seri ini. Dia adalah Johann Zarco.
Zarco bisa disebut cerdas, karena dia tidak mengikuti tindakan Pecco yang terus menggeber motornya untuk berusaha membuat jarak.Â
Justru, ketika Pecco terlalu agresif, ia terlihat mulai membiarkan Pecco di depan.
Keputusannya sempat terlihat salah atau mungkin penonton akan menganggap Zarco sudah kehabisan daya cengkeram terhadap bannya.Â
Namun, apa yang dilakukan Zarco pada akhirnya mampu digunakan untuk bertarung sengit dengan Mir.