Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Menjelang MotoGP 2021, Repsol Honda Menjadi Tim Kuat atau Semenjana?

23 Februari 2021   20:23 Diperbarui: 25 Februari 2021   02:59 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengembangan mesin dibekukan pada 2021 akibat pandemi. Gambar: Dok.pribadi/Youtube/MotoGP

Situasi Suzuki bisa dikatakan bagus, jika dilihat lewat komposisi pebalap. Namun, jika dilihat dari struktur tim, Suzuki juga memiliki tanda tanya akibat ditinggal Manajer Tim, Davide Brivio.

Apa yang terjadi pada tim-tim tersebut, khususnya tim pabrikan, membuat Repsol Honda juga menempatkan diri pada situasi 50-50. Seharusnya begitu.

Tetapi, saya mengingat musim 2020 Repsol Honda sangat keteteran. Mereka seperti petualang yang kehilangan kompas--saya anggap kompasnya adalah Marc Marquez.

Maka dari itu, musim 2021 mereka harus menyiapkan secara matang tim yang bisa disebut tanpa kompas. Tetapi, kali ini petualang yang turun ke jalan tidak lagi buta arah, melainkan sudah menggunakan panduan alam.

Artinya, Repsol Honda kembali menjadi tim biasa yang perlu belajar dengan melihat situasi di sekitarnya. Termasuk, bagaimana mereka mampu memaksimalkan kedatangan Pol Espargaro.

Pol Espargaro. Gambar: Twitter/HRC_MotoGP
Pol Espargaro. Gambar: Twitter/HRC_MotoGP
Perlu kita ingat, bahwa Pol pernah mencicipi motor yang bisa disebut paling mudah, yaitu Yamaha lewat tim satelit. Saat itu, timnya bernama Tech3 Yamaha.

Kemudian Pol harus pindah ke tim pabrikan KTM, karena Yamaha sepertinya tidak bisa menyediakan tempat di tim pabrikan. Seperti yang dialami Andrea Dovizioso, dan tentunya pebalap-pebalap satelit Yamaha lain.

Lewat pengalaman bersama tim KTM, Pol pernah merasakan dua fase. Fase tidak enak dan enak.

Fase tidak enak, tentu merujuk pada masa awal KTM datang ke MotoGP. Mereka masih menjadi tim "kacang", karena terabaikan oleh kamera televisi di belakang.

Baca juga: KTM Si Pabrikan Bontot

Saat itu, Pol sulit untuk bisa bersaing dengan pebalap lain. Jangankan beradu cepat dengan tim sesama pabrikan, dengan tim satelit dari Ducati, Honda, dan Yamaha, mereka tak berdaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun