Sebagai penonton saja, saya masih meyakini bahwa produk 2020 bukan sampah. Hal ini juga seharusnya diyakini oleh pihak pengembang motor Honda.
Artinya, sebelum memastikan apakah motor yang dikembangkan untuk musim 2020 itu sudah layak "dimusiumkan", Honda perlu mencobanya lagi pada 2021. Apalagi, Honda juga punya wajah baru, yaitu Pol Espargaro.
Mengambil keputusan ini memang akan membuat Repsol Honda sangat bertaruh besar terhadap performa yang mungkin kalah cepat untuk adaptif dibanding tim lain.
Namun, jika merujuk pada kesepakatan pembekuan pengembangan mesin untuk 2021, maka semua tim juga akan menggunakan dasar motor yang sama seperti musim 2020.
Hanya saja, saya juga mempertimbangkan komposisi pebalap. Sejauh ini, komposisi pebalap yang terdapat perpindahan tim yang beda pabrikan hanya Repsol Honda.
Tim Monster Energy Yamaha memiliki pebalap baru, Fabio Quartararo. Tapi, dia adalah pebalap dari tim satelit Yamaha, Petronas SRT.
Itu juga terjadi pada Redbull KTM yang memiliki pebalap baru, Miguel Oliveira. Namun, dia datang dari tim satelit KTM, Tech3.
Melihat kriteria itu, maka komposisi pebalap pada Ducati Team juga serupa. Dua pebalap baru berasal dari tim satelitnya.
Aprilia awalnya sempat ingin mengisi joki pengganti Andrea Iannone dengan sosok Jorge Lorenzo. Tetapi, akhirnya mencari "jalan aman" dengan Lorenzo Savadori.
Jalan yang bisa dikatakan paling aman ditempuh oleh Suzuki Ecstar. Tim asal Jepang itu tidak mengganti komposisi pebalap sejak 2019, Alex Rins dan Joan Mir.