Ups! Jangan baper!
Lalu, bagaimana dengan orang yang hobi menonton sepak bola?
Ada yang menganggap diri paling sporty. Lalu ada juga yang menganggap diri paling tahu seluk-beluk dunia, karena memang sepak bola bisa "mengantarkan" orang yang menggemarinya untuk "menjelajah" negara-negara lain.
Misalnya, ketika ada turnamen Piala Dunia di Afrika Selatan, orang yang hobi menonton bola akan mencari tahu bagaimana karakteristik Afsel. Begitu pula ketika ada Piala Dunia di Rusia, orang yang hobi menonton bola akan mencari tahu tentang Rusia. Apakah negara ini seseram stigma tentang negara komunis?
Selain itu, menggemari bola juga membuka mata terhadap keberagaman wujud manusia di atas lapangan yang sama. Ada yang modelnya seperti Lionel Messi, ada yang seperti Cristiano Ronaldo, ada yang modelnya seperti Keisuke Honda, ada pula yang modelnya seperti Romelu Lukaku, dan lainnya.
Artinya, ketika seseorang menggemari bola, dia bisa belajar mengetahui dan mengenal keberagaman manusia di bumi. Itu yang sebenarnya saya unggulkan manfaat dari menonton bola sejak kecil sampai sekarang.
Menurut saya, permasalahan dalam menggemari sepak bola adalah terjebak pada kalah-menang dan juara. Padahal, sepak bola bisa digemari lewat sisi-sisi lain.
Hanya saja, kebanyakan orang terjebak pada sensasi atau keinginan mencari gelora semangat. Itu yang biasanya tersalurkan lewat hasil pertandingan dan hasil akhir musim.
Saya sebenarnya juga begitu. Ketika sedang kurang semangat dan ingin mencari semangat, biasanya akan menonton sepak bola.
Lewat aktivitas itu saya bisa melihat permainan, melihat ekspresi pemain; wasit; dan pelatih, juga bisa melihat gestur para suporter di tribun--sebelum pandemi. Betul, saya akan dan selalu menonton sepak bola lewat layar kaca, atau kalau sekarang lewat layar gawai (laptop/hape).