Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Momen Imlek Dirindukan Siapa Saja

13 Februari 2021   14:29 Diperbarui: 13 Februari 2021   15:28 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Imlek. Gambar: Aji Yk Putra/Kompas

Lalu, ketika saya sudah sekolah saya ingat dengan momen Bu Megawati mengucapkan "Gong Xi Fa Cai" di iklan tivi. Sejak itu, banyak orang di sekitar saya mengucapkan "Gong Xi Fa Cai" saat Imlek.

Presiden ke-5 Republik Indonesia ini masuk ke daftar momen Imlek masa kecil saya. Gambar: Indra Akuntono/Kompas
Presiden ke-5 Republik Indonesia ini masuk ke daftar momen Imlek masa kecil saya. Gambar: Indra Akuntono/Kompas
Momen ketiga yang saya ingat, ketika saya (sepertinya) sudah SMP. Saat itu saya ikut datang ke kelenteng. Mengantri dengan banyak orang dan adik-adik kecil yang entah dari mana.

Itu adalah momen pertama dan terakhir saya ikut mengantri mencari bagi-bagi rezeki di perayaan Imlek di kelenteng tersebut. Menarik, sekaligus bikin trauma juga karena banyak banget orangnya.

Bahkan, terasa seperti berada di dalam kamp atau tempat karantina ala-ala film tentang zombie. Itu yang bikin saya tidak mau datang lagi.

Namun, justru momen itu yang membuat saya kangen dengan perayaan Imlek. Pada momen itu, saya bisa membaur dengan orang-orang yang sedang tidak punya gengsi untuk mencari "rezeki kaget".

Dari momen itu juga saya juga belajar, bahwa menjadi orang yang kurang mampu dan mengharap dapat "rezeki kaget" itu tidak enak. Harus antri, dan ternyata orangnya banyak sekali.

Uniknya lagi, orang-orang yang ada di dalam antrian bukan orang-orang yang berketurunan Tionghoa. Otomatis, harapan saya untuk bisa melihat cici-cici cantik pudar.

Memang, ada orang-orang keturunan Tionghoa yang ada di antrian. Tapi, mereka sudah ibu-ibu dan mereka juga ada yang langsung diberikan jalur lain.

Awalnya, kesal melihat kejadian itu. Tapi, kalau ingat bahwa mereka adalah orang keturunan Tionghoa, saya maklum.

Privilese berdasarkan keturunan dan memang itu adalah hari perayaannya, menurut saya boleh. Apalagi, kalau mereka cuma menarget satu hal saja.

Misalnya, hanya mencari buah atau kue keranjang. Maka, mereka bisa mengantri ke barisan yang berbeda dengan orang-orang yang juga ingin dapat beras antara 3 kg-5 kg (saya kurang ingat angka pastinya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun