Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyebab Orang Asing Bisa Menjadi Orang Penting

8 Februari 2021   20:32 Diperbarui: 8 Februari 2021   21:06 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah yang terbuang di perairan. Gambar: Pexels/Lisa Fotios

Kembali lagi, saya merujuk pada "keberhasilan" Belanda menginvasi Indonesia selama berabad-abad. Menurut saya, itu tidak lepas dari kemauan orang Belanda mempelajari orang-orang di Indonesia (Nusantara).

Mereka tentu mempelajari bagaimana pola hidup orang Nusantara dengan tipe kerajaan-kerajaan. Mereka mempelajari kekuatan dan kelemahannya. Lalu, dari sana mereka mencoba mengambil alih kekuasaan yang dimiliki kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Salah satu hasil dari koloni Belanda mempelajari karakteristik penduduk Nusantara saat itu. Gambar: via Bengkuluinteraktif.com
Salah satu hasil dari koloni Belanda mempelajari karakteristik penduduk Nusantara saat itu. Gambar: via Bengkuluinteraktif.com
Hal itu juga sama seperti kala Indonesia berhasil merdeka. Kita juga mempelajari karakteristik orang Belanda sampai kemudian tahu bagaimana cara melumpuhkan, mengalahkan, dan mengusirnya.

Kita juga belajar cara untuk membangun negara saat itu. Dari sana pula kita diingatkan tentang bagaimana cara untuk mempertahankan kedaulatan, yaitu belajar.

Orang asing bisa sampai erat dengan kita sudah pasti karena orang asing tersebut mempelajari kita. Kita seharusnya juga demikian.

Ilustrasi mempelajari tempat yang akan dikunjungi. Gambar: Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi mempelajari tempat yang akan dikunjungi. Gambar: Shutterstock via Kompas.com
Termasuk dalam hal memimpin atau mengelola suatu urusan yang seharusnya masih sangat bisa kita lakukan, jika kita mau mempelajarinya. Jika SDM kita masih ada yang mau belajar untuk memimpin dan mengelola suatu lingkup, mengapa harus mengambil orang asing?

Berdasarkan empat poin itu, saya menganggap semuanya saling terkait dalam membentuk mentalitas kita, khususnya dalam hal memilih pemimpin. Saya mengesampingkan tentang politik uang, karena saya pikir politik uang bisa tumbuh dan menjamur di Indonesia bukan hanya karena para pelaku politik praktis, melainkan masyarakat juga yang masih enggan mempelajari politik dan pemerintahan.

Coba, kalau masyarakat mempelajarinya dan didukung dengan sistem pemilihan (coblosan) yang efektif, alias birokrasi mengurus data calon pemilih cepat dan akurat, maka masyarakat akan melek politik. Masyarakat kemudian tanpa diiming-imingi amplop berisi selembar biru atau merah, sudah pasti tegerak untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Menurut saya, akar dari itu semua adalah empat poin itu, dan bisa ditambah faktor-faktor lain yang pembaca tahu. Empat poin itu juga tidak hanya ada dalam masyarakat lapisan bawah. Lapisan menengah hingga atas pun ada yang terjangkit dan sulit melepas pola tersebut dari pikirannya.

Buktinya, jajaran pemerintah masih mendatangkan tenaga kerja asing (TKA) yang kemudian mereka berada di struktur tinggi. Mengapa kita tidak mencoba mengirim orang-orang Indonesia terbaik di bidang tersebut ke luar negeri untuk belajar, lalu membawa ilmunya pulang?

Atau, dengan mendatangkan TKA, apakah kita bisa mempekerjakan mereka dengan sistem keuntungan minimal 50-50? Artinya, tidak ada yang saling menuntut. Kalaupun ada, tuntutannya bisa seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun