Tetapi, juga salah, karena Ole seharusnya masih bisa memanfaatkan Bruno sebagai pemain yang fokus menyerang ketika di depan sudah ada Cavani. Lebih baik, ganti saja Pogba dengan pemain yang cenderung bertahan atau punya mobilitas tinggi, agar menukar peran Bruno yang selalu ingin terlibat di setiap momen menjadi lebih fokus ke depan.
Pemain seperti Bruno sebenarnya sangat sadar taktik dan momentum. Sehingga, di menit-menit akhir seharusnya Bruno tidak diganti melainkan diberikan instruksi khusus.
Tetapi, bubur sudah telanjur matang bahkan sudah dingin, termasuk laga yang akhirnya sudah takbisa diubah hasilnya. Hanya, melalui pemandangan di laga itu, bisa makin terlihat bahwa peluang Manchester United menuju gelar juara masih jauh dari kata mungkin. Kalau finis kedua, bisa saja.
Lalu, bagaimana dengan sang juara bertahan, Liverpool? Pengalaman juara punya, yang artinya mereka pernah memiliki konsistensi dalam hal bermain. Tetapi, apakah mereka bisa berpeluang juara lagi musim ini?
Sebenarnya, favorit juara masih terlihat pada tim asuhan Jurgen Klopp. Tetapi, mereka saat ini memiliki tiga rintangan yang membuat langkah menuju podium tertinggi lagi juga tidak sebesar musim lalu, bahkan musim 2018/19. Apa saja rintangannya?
Pertama, karena skuad utama lama mulai banyak yang bertumbangan. Memang, Virgil van Dijk terlihat paling disorot, karena absen lama. Tetapi, jangan lupakan Alisson Becker yang mulai rentan cedera dan bolak-balik absen, padahal perannya sangat krusial untuk Liverpool.
Belum lagi dengan cedera yang sempat menimpa dua bek sayapnya, Trent Alexander-Arnold dan Andrew 'Andy' Robertson. Itu membuat komposisi dan permainan Liverpool tidak stabil seperti dua musim sebelumnya.
Ini juga berlaku pada absennya Diogo Jota. Kehadiran Jota rupanya cepat memengaruhi performa Liverpool, dan tidak heran jika Klopp terlihat mulai mengandalkannya.
Tetapi, sayang sekali, Jota juga harus menepi. Itu membuat Liverpool kesulitan dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mengambang. Mengapa bisa begitu?
Karena ada faktor ketiga, yaitu penurunan performa pemain utama. Publik jelas menyoroti konektivitas antara Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino.