Bukan soal Manchester United yang "hanya" meraih hasil imbang (0-0), melainkan karena permainan Man. United terlihat mirip saat melawan Manchester City yang juga uniknya berakhir imbang 0-0. Apa miripnya?
Kemiripannya adalah tentang peran Bruno Fernandes di lapangan. Ketika melawan tim yang lemah pertahanannya dan kurang berani menyerang, peran Bruno akan lebih banyak membangun serangan. Di situlah peluang Man. United untuk menang cukup besar.
Tetapi, ketika Manchester United sedang menjadi medioker di lapangan--seperti melawan Man. City dan Liverpool--yang artinya mengharuskan Bruno fokus membantu pertahanan juga, maka di situlah letak awal mula kebobrokan pola menyerang Manchester United. Saat seperti itu mungkinkah Man. United meraih kemenangan?
Baca juga: Manchester "Bruno" United?
Sebenarnya, apa yang dilakukan Man. United seperti pembelajaran atas kekalahan dari Arsenal di Premier League (1/11). Namun, Man. United juga tidak boleh membuat Bruno menjadi terpecah perannya antara menjadi motor serangan juga menjadi pelapis pertahanan Man. United.
Memangnya ada tim yang bisa selalu menang dengan mengandalkan satu orang hebat untuk bisa bertahan dan menyerang sekaligus?
Barcelona dulu bisa hebat, karena Messi fokus menyerang. Di belakang sudah ada Xavi dan Iniesta yang membantu Sergio Busquets untuk menyaring serangan lawan.
Sedangkan, Messi hanya melakukan zona marking. Sesekali satu lawan satu jika pemain yang membawa bola sekelas Ronaldo, karena Pique "hanya" hebat menghadapi pemain selain Cristiano Ronaldo.
Namun, hal semacam itu lebih lumrah terjadi daripada yang ada di Manchester United saat ini. Mereka malah seperti memanfaatkan gaya bermain Bruno yang sangat kerja keras dan makin ke sini seperti tidak percaya dengan kemampuan bertahan timnya.
Sayangnya ketika itu terjadi, maka kualitas menyerang Manchester United juga anjlok. Karena, mereka tinggal mengandalkan Marcus Rashford yang sebenarnya belum patut menjadi pemain bernomor punggung 10.