Sebenarnya inilah yang paling sering saya nantikan ketika tahun berganti, yaitu adanya film baru. Biasanya penantian itu sudah terjadi sejak tahun sebelumnya, atau juga ketika pihak produser film, sutradara, maupun aktor memberikan pernyataan di media massa.
Yakin dari media massa?
Yakin! Sebagian besar saya memperoleh informasi tentang proyek film baru berasal dari sana, karena saya jarang membuka media sosial. Ditambah, tidak semua figur publik saya ikuti akunnya, jadi itu sama dengan saya tetap kurang update (kudet) walau buka media sosial.
Itulah mengapa, saya lebih sering mencari kabar terbaru tentang proyek film dari media massa. Kalau misalnya media massa nasional kurang diperbarui, maka saya tidak ragu untuk membaca dari media massa internasional.
Kebiasaan ini sebenarnya sejalan dengan aktivitas saya membaca berita bola. Sehingga, sekali tepuk, dua nyamuk berdarah. (Eh, itu darah saya!)
Berhubung tahun 2021 sudah berjalan lebih dari 2 pekan, maka perbincangan tentang film baru sudah bukan hal prematur. Bahkan, beberapa film sudah rilis.
Seperti film "Sobat Ambyar" di Netflix, dan kemarin saya temukan info adanya penayangan langsung (perdana) "Wandavision" (serial) di Disneyplus pada 15 Januari 2021. Artinya, pertunjukan film 2021 sudah siap mengisi kembali hari-hari kita.
Pada 2021 ini, saya sudah mengincar 5 film baru yang semuanya bergenre aksi, horor, dan fantasi. Jadi, sebelum meneruskan untuk membaca ulasan ini, pembaca patut ingat bahwa tidak akan ada film yang "rileks" di sini. Mari, kencangkan sabuk!
Tentu, saya awali dengan judul ini, karena saya memang sangat menantikan bagaimana aksi Joe Taslim bersama aktor-aktor lainnya di film Hollywood. Sebagai orang Indonesia rasanya sulit menampik semangat untuk menunggu film ini tayang, karena ada Joe Taslim.
Selain itu, saya juga ingin tahu bagaimana prospek film ini yang menurut saya bakal menjadi "one of underrated movie". Mengapa demikian?
Alasan paling sederhana adalah film ini melibatkan aktor-aktor yang (maaf) kurang terkenal di jagat Hollywood. Joe Taslim yang tenar di Indonesia, di Hollywood baru sedikit terlihat di "Fast & Furious 6".
Baca juga: Joe Taslim Siap Jadi Perbincangan 2021
Bagaimana dengan Jessica McNamee yang di film ini memerankan perempuan tangguh, Sonya Blade?
Aktor asal Australia ini juga seperti Joeta, yang cenderung dominan berkarya di negaranya. Namun, berhubung Australia punya konektivitas terkait bahasa Inggris yang digunakan di film Hollywood, maka aksesnya ke jagat Hollywood tidak sesulit aktor dari negara yang "non-Inggris".
Bukti nyatanya bisa kita lihat dari keberadaan aktor tenar, Hugh Jackman. Adaptasinya ke perfilman Hollywood menurut saya akan lebih ke faktor non-bahasa, alias langsung ke teknik berperan.
Berbeda jika aktornya jarang menggunakan bahasa Inggris, maka adaptasinya juga harus ditambah/diawali dengan bahasa Inggris.
Lalu, ada Ludi Lin dan Mehcad Brooks. Dua nama yang menurut saya juga "underrated". Ludi Lin saya tahu lewat film "Power Rangers" (2017). Walaupun, dia juga ada di "Aquaman", namun saya lebih fokus pada duet Jason Momoa dan Amber Heard.
Itulah yang membuat saya yakin Mehcad juga bisa memberikan pengaruh bagus untuk "Mortal Kombat". Film yang bisa dikatakan proyek berani James Wan dengan keterlibatan aktor-aktor tersebut. Dari situ, saya ingin menantikan film "Mortal Kombat" yang kabarnya rilis April 2021.
2. Venom: Let There Be Carnage
Setelah menonton film "Venom", saya tentu ingin kembali diajak bertualang oleh Venom yang menurut saya merupakan tokoh yang rumit. Jika kita hanya mengenal Venom lewat aksinya di film "Spider Man", jelas kita akan mengecapnya sebagai tokoh antagonis.
Tetapi, ketika kita menonton film "Venom", kita bisa melihat sudut pandang yang berbeda. Itulah yang sebenarnya juga perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menilai orang lain.
Menurut saya, kita tidak bisa menggunakan satu sudut pandang untuk memutuskan si A jahat, melainkan perlu mengulik tentang latar belakang si A tersebut. Pasti ada api sebelum ada asap. Kira-kira, begitulah representasi dari Venom.
Lalu, bagaimana dengan film keduanya?
3. Fast & Furious 9: The Fast Saga
Sebenarnya, saya bukan penggemar film berseri ini. Bahkan, saya belum menonton semua film "FF". Dari sekian judul yang awalnya bernama "The Fast and The Furious" (2001) itu saya baru mengikuti "FF: 6", 7, dan 8.
Walaupun, saya suka film aksi, namun tidak semua saya tonton, termasuk "FF". Saya baru benar menonton film ini ketika ada Joe Taslim (FF: 6). Lalu, disusul dengan "FF: 7" yang saya iringi dengan rasa ingin tahu terkait bagaimana film itu bisa tetap tayang ketika salah satu aktor utamanya meninggal, Paul Walker.
Dari situ, saya tertarik mengikuti kelanjutan film "Fast & Furious", termasuk pasca menonton pertarungan Hobbs dan Shaw yang menarik. Itu yang membuat saya juga ingin melihat bagaimana kemunculan Jakob Toretto yang merupakan adik Dominic Toretto.
4. The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It
Sebagai penyuka film horor, jelas film ini tidak boleh dilewatkan. Kebetulan saya sudah mengikuti dua judul sebelumnya yang memang dominan di latar tempat sebuah rumah. Sebuah latar tempat yang tentu sangat klise di film horor, termasuk di Indonesia.
Tetapi, jika membaca ulasan di media massa, kisah di film ketiga ini mengambil konflik yang berbeda, yaitu terkait kasus pembunuhan nyata yang dilakukan Arne Chayenne Jackson (1981). Itu artinya, "Conjuring 3" akan mengajak kita seperti menelusuri kisah misteri (detektif) untuk menguak apakah kejadian nyata itu memang berkaitan dengan iblis atau tidak.
Setelah yang aksi dan horor, kini kita melangkah ke film terakhir yang menurut saya akan lebih rileks. Film ini adalah animasi dan digarap oleh Walt Disney, yang artinya tidak akan beda jauh dengan "Frozen" dan sejenisnya.
Meskipun ada aksinya, menurut saya itu tidak akan setegang kala menonton "Venom", "Fast & Furious", dan (harapannya) "Mortal Kombat". Saya juga menunggu film ini tayang karena ada satu alasan khusus, yaitu saya merindukan "Moana".
Menurut saya film animasi Disney yang masih sangat membekas di ingatan saya adalah "Moana". Bukan hanya karena karakter dan jalan ceritanya, tetapi juga karena latar tempat dan wujud Moana.
Menurut saya, di situlah letak istimewa "Moana", meski secara cerita sepertinya tidak jauh dengan "Frozen" dan "Mulan". Tiga film yang mengangkat tokoh perempuan sebagai sorotan utama.
Tetapi, dengan latar tempat dan ciri fisiknya, saya pikir Moana seperti permata langka yang dimiliki Disney. Itu yang membuat saya merindukan kisah yang serupa.
Selain itu, secara latar tempat Raya juga berada di kisaran Asia. Bahkan, secara spesifik kisahnya berangkat dari mitologi yang tumbuh di sekitar Asia Tenggara.
Dikabarkan penulisan kisah "Raya and The Last Dragon" ini bermodalkan penelusuran tim Disney yang dilakukan di Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia, dan Laos. Melihat fakta di balik pembuatan film tersebut, maka saya semakin tertarik untuk menonton aksi Raya.
Saya juga ingin melihat bagaimana hasil dari proses pembuatan Raya yang kabarnya sangat berliku, karena sempat terjadi pergantian sutradara yang kini diemban oleh duet Carlos Lopez Estrada dan Don Hall. Mereka menggantikan peran Paul Briggs dan Dean Wellins.
Tidak hanya pergantian sutradara, pemerannya (pengisi suara) juga ada pergantian, yaitu pada sosok sentral, Raya. Awalnya, Raya diperankan oleh Cassie Steele, namun sejak Agustus 2020 Raya diperankan oleh Kelly Marie Tran.
Jika film ini sukses, tentu tidak hanya penonton seperti saya yang akan senang, namun juga mereka yang dibalik layar. Karena, itu akan menjadi pembuktian bahwa bongkar-pasang tim produksi tetap bisa membuat kualitas tak terganggu.
Terlepas dari apakah lebih baik atau kurang baik, itu tidak ada yang tahu kecuali mereka. Sedangkan, penonton hanya perlu mengetahui sebuah pembelajaran dari film ini, bahwa di balik sajian yang menarik/dinantikan ada usaha keras untuk menciptakannya.
Itulah yang menurut saya patut diiringkan ke laju Raya menuju tanggal rilisnya, yaitu Maret 2021. Asyik!
Demikian, ulasan saya terkait 5 film yang ingin saya tonton pada 2021. Apakah ada yang sudah menjadi incaran pembaca? Wah, kita berarti bisa satu meja saat ngopi esok.
Selamat menonton!
~
Malang, 16 Januari 2021
Deddy Husein S.
Terkait: Kompas.com, Imdb.com, Kompas.com, CNNIndonesia.com, Suara.com, CNNIndonesia.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H