Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tanaman Hias 2021: Mengajak Rosa Berkenalan dengan Monstera

14 Januari 2021   23:53 Diperbarui: 15 Januari 2021   00:00 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monstera dan Rosa bisa jadi tanaman hias populer 2021. Gambar: diolah dari Shutterstock via Kompas.com

Secara pribadi, saya sebenarnya tidak lekat dengan tanaman hias. Tetapi, kalau ditanya tentang tanaman hias yang bisa mendapat label sebagai tanaman hias 2021, maka di pikiran saya ada dua tanaman yang dapat berdiri sejajar sebagai "nominator tanaman hias 2021".

Dua tanaman itu adalah Monstera dan Rosa.

"Monstera"

Jika membaca nama itu seperti melihat mantan gebetan yang taksengaja masuk di minimarket yang sama, alias antara kenal dan tidak (mau) kenal. Padahal, monstera tidak lain adalah tanaman hias yang lebih familiar disebut "Janda Bolong".

Tetapi ini hanya berlaku bagi yang kurang update seperti saya. Sedangkan, bagi yang sangat update, apalagi pencinta tanaman hias tentu sudah tahu kalau monstera adalah nama asli dari janda bolong.

Uniknya, secara silsilah nama, kabarnya monstera ini disebut ron do bolong, bukan rondo bolong yang berarti janda bolong. Sedangkan, ron do bolong berarti daunnya berlubang banyak.

Namun, kita pasti akan lebih kenal istilah yang paling banyak dipakai, bukan?

Itu juga yang berlaku dalam peresmian kosakata. Bagi siapa yang menemukan sebuah kosakata lalu digunakan oleh banyak orang, maka kosakata itu akan familiar hingga dapat diresmikan sebagai kosakata baru.

Penyebutan janda bolong ini pun seperti itu. Dan kini, saya juga mulai mengetahui jenis-jenis janda bolong,

Berdasarkan penelusuran kilat saya, penyebutan 'janda bolong' ternyata tidak langsung dapat membawa pulang sebuah tanaman hias berdaun bolong-bolong. Karena, si penjual pasti memberi pertanyaan tentang jenis apa yang dicari.

"Mau Monstera Obliqua, Monstera Adansonii Variegeta, atau Monstera Adansonii?"

Aduh, repot juga mau beli yang bolong-bolong!

Tetapi, memang begitu. Ternyata, monstera juga seperti si caladium (keladi hias) yang punya banyak jenisnya. Setelah saya amati, memang ketiga jenis itu ada bedanya, walau seperti mengamati tiga putri cantik yang seolah kembar.

Pertama, si Monstera Obliqua lebih banyak dan lebar lubangnya. Daunnya pun kabarnya lebih tipis. Sayangnya, saya belum pernah menyentuhnya. Seperti apa rasanya menyentuh tanaman seharga motor gede itu?

Kedua, si Monstera Adansonii Variegata yang lebih sedikit lubangnya dan terlihat punya perpaduan warna antara hijau dengan putih, atau hijau dengan kuning. Kalau berdasarkan pemahaman saya, itu karena si monstera terlalu banyak ke pantai, maksud saya terkena sinar matahari.

Akhirnya, kepekatan warna hijau pada daunnya bisa menjadi pudar. Tapi, itu hanya dugaan saya.

Sedangkan yang ketiga, Monstera Adansonii atau juga bisa ditambahi nama 'hijau penuh' kebalikannya si Adansonii Variegeta. Dia tetap hijau seperti Obliqua, tetapi lubangnya lebih teratur seperti Adansonii Variegeta.

Jenis ketiga ini yang harganya masih bisa disebut normal, karena berada di kisaran puluhan ribu hingga yang paling mahal ratusan ribu. Ini di bawah dua jenis sebelumnya yang harganya sudah tembus jutaan sampai puluhan juta.

Ketika saya sudah mulai asyik berkenalan dengan Monstera, saya baru teringat bahwa ada Rosa di depan. Sebelumnya saya mengajak Rosa karena terkait satu hal, yaitu saya lebih duluan kenal Rosa daripada Monstera.

Tetapi, ketika saya mengenali monstera lebih jauh, saya teringat dengan kesamaan antara monstera dengan rosa yang tentu kita akrab menyebutnya 'Bunga Mawar'. Persamaan itu adalah kemudahan keduanya untuk ditumbuhkan.

Monstera ternyata bisa dibiakkan dengan cara memotong satu batang pada monstera yang sudah berkembang menjadi tiga-lima daun dalam satu pot. Satu batang monstera itu kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air.

Kemudian ditunggu sampai akar-akar serabut tumbuh dan menjalar banyak. Setelah itu baru ditempatkan ke tanah yang siap untuk menampung pertumbuhan dan perkembangan monstera baru.

Cara itu seperti Rosa yang bisa dibudidayakan dengan stek batang. Tinggal memotong bagian termuda dari bunga mawar yang sudah berkembang (dengan sudut 45 derajat), dan segera menaruh batang yang baru saja dipotong itu ke wadah berisi air.

Namun, bedanya batang mawar itu tidak akan menumbuhkan akarnya saat di dalam wadah air, melainkan ketika sudah tertanam di tanah. Itulah yang membuat si pemotong mawar juga perlu segera menyiapkan tanah yang akan menjadi tempat tumbuh si batang mawar tersebut.

Jika tanah sudah siap, maka batang mawar itu bisa ditancapkan dan selalu dijaga tingkat kelembapan pada tanahnya. Proses itu harus terjaga sampai si mawar dapat diperiksa apakah sudah mulai kokoh atau belum, jika digoyang-goyang sedikit ternyata sudah kokoh, maka artinya batang mawar itu sudah resmi menjadi mawar muda.

Melihat kemiripan cara membudidayakan antara monstera dan rosa itulah, yang membuat saya juga menganggap bahwa ketenaran monstera sebagai si pemain baru juga seharusnya bisa disaingi oleh rosa si pemain lama.

Menurut saya semahal-mahalnya monstera, sebenarnya ia juga seperti rosa yang bisa dibudidayakan dengan cukup mudah. Itulah yang juga membuat saya sebenarnya berharap harga monstera taklagi semahal saat ini.

Karena, jika harganya tetap mahal, ada kemungkinan bahwa tanaman itu bisa semakin langka. Karena, keberadaannya tidak sebanding dengan kemampuan orang untuk memiliki dan membudidayakannya.

Saya jelas berharap justru harganya bisa semakin terjangkau agar jenis monstera ini bisa makin meluas. Bahkan, dengan harga terjangkau dan dapat dimiliki orang banyak, artinya jika semua orang bisa memperjual-belikannya, maka kesejahteraan tidak hanya dimiliki oleh kaum tertentu yang bisa saja memonopoli keberadaan monstera.

Padahal, ini masih tanaman hias, loh!

Jadi, beginilah unek-unek saya terkait bagaimana saya dapat berkenalan dengan monstera yang ternyata tidak salah jika saya juga mengajak rosa. Karena, menurut saya di masa-masa sulit yang segalanya butuh uang, seharusnya tidak hanya si monstera yang melejit, melainkan juga si rosa.

~

Malang, 14 Januari 2021

Deddy Husein S.

Terkait: Pikiran-rakyat.com, Klikhijau.com, Ilmubudidaya.com, Wikihow.id.

Baca juga: Keladi Hias dari Hobi Menjadi Bisnis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun