Keputusan itu saya anggap sebagai solusi atas terjadinya toxic relationship pada kedua pihak yang sebenarnya merupakan 'cinta sejati'. Tetapi, berhubung visinya sudah berbeda, maka Bepe memilih berpisah.
Setelah sejenak vakum, Bepe secara mengejutkan membela Pelita Bandung Raya (PBR). Klub asal Bandung yang terbentuk dari penggabungan Pelita Jaya dan Bandung Raya itu resmi merekrut Bepe karena adanya persamaan visi.
Menurut saya, dari 6 daftar pemain yang masuk ke dalam kisah toxic relationship di sepak bola ini, kisah Bepe bisa dikatakan paling menarik. Ada ketegangan, ada perpisahan, tapi kemudian ada kebersamaan lagi yang bermula dari itikad baik saling memaafkan dan saling bergandengan untuk memperbaiki kesalahan.
Itulah mengapa, saya pikir Bepe patut masuk ke daftar ini walau kesan luarnya seperti negatif. Justru pemain-pemain yang pernah berada di lingkaran toxic relationship dengan klubnya bisa memberikan banyak pelajaran juga kepada kita.
Salah satunya adalah membedakan antara setia dengan hasil perjuangan. Dalam sebuah hubungan yang mulia memang setia adalah kuncinya. Tetapi, kesetiaan juga perlu ada hasil yang telah diperjuangkan.
Khusus untuk sepak bola, hasil yang diperjuangkan adalah prestasi alias gelar juara. Tidak ada klub sepak bola yang tidak ingin juara, apalagi pemainnya yang biasanya menuntut hak bermain. Artinya, mereka adalah satu paket yang setara untuk memburu tujuan bersama, yaitu kesuksesan.
Namun, di sisi lain, kesuksesan juga dapat menimbulkan ketergantungan sangat tinggi, sekaligus merupakan representasi dari hubungan yang tidak sehat antara pemain dengan klubnya. Karena, jika sewaktu-waktu si pemain absen atau malah hengkang, maka klub itu akan sulit untuk menang dan stabil.
Contohnya adalah Real Madrid dengan CR7, dan Barcelona dengan Lionel Messi. Nama terakhir ini juga pada akhirnya saya cantumkan bersama Diego Costa di pencantuman spesial. Menurut saya, keduanya bisa masuk berdasarkan pemberitaan terkini.
Diego Costa dianggap berpotensi menimbulkan hubungan tidak bagus dengan Atletico Madrid ketika klub sedang berada di tren positif. Itulah mengapa, kontrak keduanya resmi putus pada paruh musim ini (2020-21). Sedangkan, Lionel Messi bisa dianggap dapat menjadi racun juga bagi Barcelona jika terlalu lama di Camp Nou. Seperti Cristiano Ronaldo dengan Real Madrid.
Jika pembaca merasa daftar ini kurang banyak, boleh untuk menambahkan deretan pemain-klub yang terlibat toxic relationship di kolom komentar. Terima kasih sudah membaca, dan salam bola!
Deddy Husein S.