Klub klasik rival Galatasaray itu dikabarkan menjadi yang paling kuat menampung sisa-sisa terakhir kekuatan Ozil. Terlepas dari bagaimana kemampuan finansial mereka untuk menggaji Ozil, tetap saja itu akan membuat mereka bisa mencicipi kontribusi langsung der Rabe (julukan Ozil).
Jika Fenerbahce diprediksi akan bahagia, karena ternyata mereka mampu mendatangkan pemenang German Player of The Year 5 kali tersebut. Sedangkan, Arsenal diprediksi akan sangat merindukan pemain seperti Mesut Ozil.
Mengapa bisa begitu?
Jika dibandingkan tiga nama calon bidikan baru Arsenal tersebut, Ozil sedikit berada di atasnya. Ozil pernah membela klub top sekaliber Real Madrid sekaligus berprestasi di sana, dan Ozil juga menjadi bagian hebat Timnas Jerman di Piala Dunia 2010 dan 2014.
Khusus, pada kategori kedua, sepertinya itu sulit dicapai oleh tiga pemain tersebut. Memang, yang paling mendekati adalah Aouar, karena dia merupakan pemain Timnas Prancis.
Tetapi, di level klub dia belum pernah berada di kompetisi setinggi La Liga dan berada di tengah kerumunan pemain papan atas seperti Real Madrid. Itulah mengapa ketika Aouar diisukan merapat ke Arsenal, kemungkinan dia seperti Giroud dan Lacazette.
Bahkan, perlu waktu juga seperti Eden Hazard--saat ke Chelsea--untuk menemukan konsistensi di kompetisi sesengit Premier League. Itulah mengapa, mengganti Ozil memang bukan perkara sulit, tapi melihat pemain sekelas Ozil di Arsenal seperti keajaiban.
Hanya, kita juga tidak boleh terlalu naif atas kepergian Ozil, karena ada dua hal yang bisa menyingkirkan Ozil. Waktu dan kebutuhan (gaya main).
Waktu sudah pasti menjadi momok para pesepak bola termasuk Ozil. Mereka yang pernah hebat pasti akan tegerus oleh waktu dan membuat kemampuannya memudar.
Begitu pula dengan kebutuhan. Pada akhirnya akan muncul perubahan kebutuhan pada sebuah tim untuk memengaruhi struktur pemain yang terlibat.