Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Penggemar Arsenal Sudah Tabah Ditinggal Ozil?

11 Januari 2021   17:04 Diperbarui: 14 Januari 2021   22:02 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesut Ozil dikabarkan sudah kian dekat pada pelabuhan baru lewat bursa transfer musim dingin 2021. Gambar: Getty Images via Goal.com

Bulan Januari bukan hanya tentang hujan, banjir, dan puisi, melainkan juga tentang harapan. Harapan juga dimiliki para pelaku sepak bola, dan biasanya itu tersalurkan lewat bursa transfer.

Bursa transfer dalam sepak bola lazimnya terjadi dua kali. Saat pramusim/awal musim dan saat tengah musim kompetisi.

Patokan waktu bursa transfer sangat variatif, tergantung pada di mana sebuah kompetisi berada. Jika di Eropa, maka patokannya adalah pertengahan tahun (awal musim kompetisi) dan awal tahun (tengah musim kompetisi).

Pertengahan tahun biasanya ada pada Juli-Agustus atau paling lambat September. Itu merujuk pada kompetisi di Eropa yang biasanya sudah tuntas pada Mei atau paling lambat Juni. Dan, akan dimulai musim kompetisi baru pada Agustus atau paling lambat September.

Kontrak pemain juga biasanya berakhir pada bulan Juni. Seperti yang kita tahu, bahwa kontrak Lionel Messi berakhir pada bulan ini.

Pada waktu itu pula biasanya ada turnamen internasional. Selama itu, pemain juga punya kesempatan untuk berpindah klub, khususnya pasca berakhirnya turnamen tersebut.

Biasanya penampilan di turnamen akan memengaruhi daya tarik si pemain untuk dapat meramaikan bursa transfer. Semakin bagus penampilan si pemain tentu akan semakin gencar tawaran dari klub baru, dan jika dia masih terikat kontrak pada sebuah klub, maka klub itu juga harus berupaya menahan si pemain agar tidak hengkang.

Caranya bisa dengan memperpanjang durasi--yang otomatis menaikkan klausul penebusan--dan gaji pemain. Atau, jika kontrak si pemain masih cukup panjang dan tidak ada kesepakatan perpanjangan kontrak, maka tinggal menaikkan klausul nilai transfer, agar klub dapat memperoleh keuntungan seandainya si pemain memang akan direkrut (ditebus) klub lain.

Contoh pemain yang melakukan perpindahan klub pasca turnamen adalah Lucas Torreira dari Sampdoria (Italia) ke Arsenal (Inggris) pasca Piala Dunia 2018 Rusia. Sedangkan contoh pemain yang mendapatkan nilai kontrak semakin tinggi pasca turnamen adalah Mesut Ozil di Arsenal pasca turnamen Piala Dunia 2014 Brasil.

Menariknya, pemain ini pula yang akan saya bahas di ulasan ini. Mesut Ozil memang sempat menjadi pemain andalan Arsenal sejak tiba di Emirates Stadium pada bursa transfer musim panas 2013-14.

Seragam pertama Arsenal bernama Ozil. Gambar: Getty Images via Football.london
Seragam pertama Arsenal bernama Ozil. Gambar: Getty Images via Football.london
Arsenal harus mendaratkan pemain kreatif asal Jerman itu dari Santiago Bernabeu (markas Real Madrid) pada hari terakhir bursa transfer saat itu, 2 September 2013. Kedatangannya jelas menjadi angin segar bagi penggemar Arsenal, karena klub kesayangannya ternyata mampu mendatangkan pemain hebat.

Satu hal yang menjadi ciri pasti Ozil saat itu adalah kehebatannya membuat asis. Terbukti, Ozil mampu menjadi pemimpin daftar pencetak asis terbanyak di La Liga selama 3 musim beruntun.

Total asis dalam 3 musim (2010-2013) di La Liga adalah 54 asis (Transfermarkt). Itulah yang membuat Arsene Wenger--manajer saat itu--terpincut dan ingin membuat timnya semakin produktif.

Maklum, waktu itu Arsenal disebut-sebut kurang kreatif meski sudah berupaya memboyong pemain depan seperti Lukas Podolski dan Olivier Giroud. Nama terakhir sempat menjadi andalan karena reputasinya di Ligue 1 yang mampu membawa Montpellier juara liga.

Kedatangan Ozil jelas akan membuat pasokan umpan kunci dan peluang gol akan makin tinggi. Itulah mengapa perekrutan Ozil saat itu tepat.

Performanya juga kemudian terlihat menjanjikan ketika bermain untuk timnas Jerman. Bahkan, pasca Piala Dunia 2014, Arsenal juga membuat transfer hebat lainnya dengan mendatangkan mantan pemain Barcelona, Alexis Sanchez.

Kedatangan Sanchez membuat lini depan Arsenal makin tajam. Ozil bisa memberi asis, dan Sanchez bisa mencetak gol.

Salah satu buktinya adalah pada semifinal Piala FA 2014-15. Saat itu, Arsenal harus berhadapan dengan Reading, dan berhasil menang dengan skor 2-1 yang salah satu golnya berkat kerjasama dua pemain kelas dunia tersebut.

Dua pemain yang tak disangka berseragam Arsenal. Gambar: Arsenal.com
Dua pemain yang tak disangka berseragam Arsenal. Gambar: Arsenal.com
Selain dampak Ozil yang dapat memberikan trofi Piala FA 2 kali beruntun (2014 dan 2015), ia juga memberikan dampak terbaik pada musim 2015-16. Saat itu, Arsenal finis di posisi kedua Premier League dan Ozil menjadi peraih asis terbanyak dengan 19 asis (Wikipedia).

Lewat penggambaran itu, bisa dibayangkan betapa pentingnya Ozil untuk Arsenal. Soal mengapa dia tidak mampu memberikan trofi Premier League, karena taklepas dari struktur skuad di Arsenal.

Arsenal memang tidak jarang diisi pemain bernama besar, bahkan salah satunya adalah Petr Cech. Tetapi, Arsenal memiliki skuad sedemikian rupa tidak dalam waktu yang tepat.

Arsenal memboyong Cech untuk menambal rapuhnya gawang Arsenal. Tetapi, di waktu yang sama mereka juga lupa bahwa perlu bek tangguh di depan Cech. Praktis, bek yang paling bagus saat itu hanya Laurent Koscielny yang juga mulai sering cedera.

Soal lini tengah dan lini depan sebenarnya 50-50. Ada kalanya lini depan mereka tajam dan ada kalanya buntu. Bahkan, keberadaan Ozil juga menjadi nilai negatif bagi Arsenal, karena mereka tidak memiliki pelapis yang sepadan.

Soal kualitas, Jack Wilshere cukup bagus. Tetapi soal daya tahan, dia sangat rapuh, alias mudah cedera. Begitu pula dengan Aaron Ramsey. Dialah yang sebenarnya sering menjadi tumpuan di lini tengah Arsenal.

Namun, seperti pemain khas Britania Raya (Inggris, Skotlandia, dan Wales), pemain tengahnya tidak begitu kreatif. Hanya, mereka patut diakui memiliki kemampuan mencetak gol yang bagus.

Kalau pemain tengahnya memilih peran mencetak gol, lalu siapa yang akan menyuplai bola? Itulah yang kemudian menjadi 'PR' bagi Arsenal saat itu atau selama Ozil di Emirates Stadium. Ada pemain kreatif tapi minim pencetak gol ulung, termasuk pelapis Ozil.

Permasalahan itu kemudian dicoba diselesaikan dengan mendatangkan Pierre-Emerick Aubameyang dari Borussia Dortmund. Sebenarnya bagus, tetapi pemain yang baru datang pasti butuh adaptasi.

Keberadaan Alexandre Lacazette--sebelum ada Aubameyang--sebenarnya juga bagus. Tetapi, ia mulai sering menjadi striker utama di Arsenal. Tidak seperti saat di Olympique Lyon yang berperan sebagai pemain bebas di belakang striker.

Artinya, penempatan pemain juga menjadi permasalahan di Arsenal yang membuat performa pemain yang bertipikal pelayan seperti Ozil juga bingung. Siapa yang harus dia layani?

Dari situlah kemudian mulai terlihat penurunan performa Ozil. Sebenarnya bukan karena dia tidak mampu bermain seperti saat di Real Madrid, tetapi karena dia juga harus bermain sebagai pemain bertahan.

Sebagai pemain yang mampu menghasilkan 29 asis dalam satu musim di La Liga (2012-13), jelas terlihat aneh jika lebih banyak diminta membuat statistik tekel dan sapuan di Arsenal. Itu bukan tugas dia. Itu tugasnya Granit Xhaka.

Namun, begitulah kenyataannya. Ozil mulai sering dikritik karena jarang membantu pertahanan. Puncaknya, pada musim 2020-21 ia dicoret dari daftar pemain Arsenal di semua kompetisi.

Sejak itulah Ozil mulai diisukan hengkang dari Arsenal. Beberapa klub mulai terlihat mendekat, baik dari Serie A (Italia), Major League Soccer (AS), hingga SuperLig (Turki). Nama terakhir terlihat lebih dekat dan mengerucutkan satu klub yang siap memindahkan Ozil dari London Utara ke Istanbul, yaitu Fenerbahce.

Klub klasik rival Galatasaray itu dikabarkan menjadi yang paling kuat menampung sisa-sisa terakhir kekuatan Ozil. Terlepas dari bagaimana kemampuan finansial mereka untuk menggaji Ozil, tetap saja itu akan membuat mereka bisa mencicipi kontribusi langsung der Rabe (julukan Ozil).

Jika Fenerbahce diprediksi akan bahagia, karena ternyata mereka mampu mendatangkan pemenang German Player of The Year 5 kali tersebut. Sedangkan, Arsenal diprediksi akan sangat merindukan pemain seperti Mesut Ozil.

Kita tunggu perjalanan baru Ozil. Gambar: Getty Images via Metro.co.uk
Kita tunggu perjalanan baru Ozil. Gambar: Getty Images via Metro.co.uk
Arsenal memang bisa merekrut Houssem Aouar, Dominik Szoboszlai, atau bahkan Christian Eriksen. Tetapi, melihat Ozil yang pernah mampu berada di level top dunia dan berseragam merah-putih Arsenal sepertinya akan menjadi pemandangan langka.

Mengapa bisa begitu?

Jika dibandingkan tiga nama calon bidikan baru Arsenal tersebut, Ozil sedikit berada di atasnya. Ozil pernah membela klub top sekaliber Real Madrid sekaligus berprestasi di sana, dan Ozil juga menjadi bagian hebat Timnas Jerman di Piala Dunia 2010 dan 2014.

Khusus, pada kategori kedua, sepertinya itu sulit dicapai oleh tiga pemain tersebut. Memang, yang paling mendekati adalah Aouar, karena dia merupakan pemain Timnas Prancis.

Tetapi, di level klub dia belum pernah berada di kompetisi setinggi La Liga dan berada di tengah kerumunan pemain papan atas seperti Real Madrid. Itulah mengapa ketika Aouar diisukan merapat ke Arsenal, kemungkinan dia seperti Giroud dan Lacazette.

Bahkan, perlu waktu juga seperti Eden Hazard--saat ke Chelsea--untuk menemukan konsistensi di kompetisi sesengit Premier League. Itulah mengapa, mengganti Ozil memang bukan perkara sulit, tapi melihat pemain sekelas Ozil di Arsenal seperti keajaiban.

Hanya, kita juga tidak boleh terlalu naif atas kepergian Ozil, karena ada dua hal yang bisa menyingkirkan Ozil. Waktu dan kebutuhan (gaya main).

Waktu sudah pasti menjadi momok para pesepak bola termasuk Ozil. Mereka yang pernah hebat pasti akan tegerus oleh waktu dan membuat kemampuannya memudar.

Begitu pula dengan kebutuhan. Pada akhirnya akan muncul perubahan kebutuhan pada sebuah tim untuk memengaruhi struktur pemain yang terlibat.

Dulu, Arsenal memang sangat membutuhkan sosok cerdas seperti Ozil. Itu karena Arsenal sudah ada 'tukang pukul' di tengah lapangan. Seperti Francis Coquelin (sekarang Villareal), Xhaka, dan Mohamed Elneny. Itu artinya, Arsenal perlu pemain kreatif dan spesialis menyerang seperti Ozil.

Tetapi, ketika sekarang kita melihat ada pemain tengah seperti Bruno Fernandes atau di La Liga ada Frenkie de Jong yang mau naik-turun membantu seluruh momen permainan tim, maka banyak klub mulai ingin memiliki pemain tengah seperti itu. Itulah mengapa, Ozil mulai harus rela tersingkir.

Akibatnya, di bursa transfer musim dingin ini (Januari 2021) Ozil sudah bersiap menuju pintu keluar Emirates Stadium. Patut dinantikan seberapa ramai warganet yang khususnya Gooners (penggemar Arsenal) mengucapkan perpisahan kepada Mesut Ozil.

Terima kasih, Mesut 'The Raven' Ozil! Umpan-umpan brilianmu akan selalu dikenang sekaligus dinantikan bersama warna baru.

Gambar: diolah dari Transfermarkt.com dan Getty Images
Gambar: diolah dari Transfermarkt.com dan Getty Images
~

Malang, 11 Januari 2021

Deddy Husein S.

Terkait: Bola.com, Kompas.com, Bola.net, iNews.id, Eurosport.com, MLSsoccer.com, Goal.com.

Tersemat: Liputan6.com dan Bola.net.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun