Satu hal yang menjadi ciri pasti Ozil saat itu adalah kehebatannya membuat asis. Terbukti, Ozil mampu menjadi pemimpin daftar pencetak asis terbanyak di La Liga selama 3 musim beruntun.
Total asis dalam 3 musim (2010-2013) di La Liga adalah 54 asis (Transfermarkt). Itulah yang membuat Arsene Wenger--manajer saat itu--terpincut dan ingin membuat timnya semakin produktif.
Maklum, waktu itu Arsenal disebut-sebut kurang kreatif meski sudah berupaya memboyong pemain depan seperti Lukas Podolski dan Olivier Giroud. Nama terakhir sempat menjadi andalan karena reputasinya di Ligue 1 yang mampu membawa Montpellier juara liga.
Kedatangan Ozil jelas akan membuat pasokan umpan kunci dan peluang gol akan makin tinggi. Itulah mengapa perekrutan Ozil saat itu tepat.
Performanya juga kemudian terlihat menjanjikan ketika bermain untuk timnas Jerman. Bahkan, pasca Piala Dunia 2014, Arsenal juga membuat transfer hebat lainnya dengan mendatangkan mantan pemain Barcelona, Alexis Sanchez.
Kedatangan Sanchez membuat lini depan Arsenal makin tajam. Ozil bisa memberi asis, dan Sanchez bisa mencetak gol.
Salah satu buktinya adalah pada semifinal Piala FA 2014-15. Saat itu, Arsenal harus berhadapan dengan Reading, dan berhasil menang dengan skor 2-1 yang salah satu golnya berkat kerjasama dua pemain kelas dunia tersebut.
Lewat penggambaran itu, bisa dibayangkan betapa pentingnya Ozil untuk Arsenal. Soal mengapa dia tidak mampu memberikan trofi Premier League, karena taklepas dari struktur skuad di Arsenal.
Arsenal memang tidak jarang diisi pemain bernama besar, bahkan salah satunya adalah Petr Cech. Tetapi, Arsenal memiliki skuad sedemikian rupa tidak dalam waktu yang tepat.
Arsenal memboyong Cech untuk menambal rapuhnya gawang Arsenal. Tetapi, di waktu yang sama mereka juga lupa bahwa perlu bek tangguh di depan Cech. Praktis, bek yang paling bagus saat itu hanya Laurent Koscielny yang juga mulai sering cedera.