Harapannya, dengan cara itu tidak akan ada lagi petugas-petugas parkir yang dengan ringannya berkata, "yang saya jaga tidak hanya satu motor", ketika terjadi curanmor. Coba kita bayangkan bersama, jika kita--termasuk di antaranya petugas parkir--adalah korban curanmor, apakah kita akan rela kehilangan kendaraan?
Sikap tanggung jawab memang bisa ditakuti para petugas parkir, karena bisa saja berkaitan dengan materi. Tetapi secara moral, petugas parkir seharusnya tetap berani turut bertanggung jawab. Itu pun jika petugas parkir bersih dari dugaan jaringan curanmor.
Jika ada petugas parkir yang ternyata terlibat dalam jaringan curanmor, harapannya juga ada tindakan tegas. Sekaligus ada pembinaan pola pikir bahwa memang bekerja sebagai petugas parkir akan sulit untuk berkembang secara ekonomi.
Tetapi, jika setiap pekerjaan dilakukan dengan tanggung jawab dan dedikasi sesuai aturan main, maka ada harapan bahwa kemudahan hidupnya akan terbuka walau tetap sebagai sang jukir (juru parkir).
Lewat tulisan ini pula, saya berharap para petugas parkir yang hebat di segala tempat mampu bekerja secara jujur dan bertanggung jawab. Bahkan, itu tetap harus terlaksana kala pandemi Covid-19 menjejali kehidupan kita.
Tidak ada orang yang sepenuhnya sejahtera saat ini. Bahkan, mereka yang bisa berbelanja banyak dan tertawa ramai saat menyambut Tahun Baru pun belum tentu sejahtera seperti di masa sebelumnya.
Kita semua sakit, secara fisik atau ekonomi, tetapi kita harus berupaya untuk sehat secara mental, agar tetap dapat berjuang di jalan yang tepat untuk bangkit. Semoga kita kuat bersama-sama dan menghindari hal-hal yang malah berisiko besar untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H