Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kunci untuk Menuju Indonesia Tertawa

26 Desember 2020   05:21 Diperbarui: 26 Desember 2020   05:21 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi momen Indonesia tertawa. Gambar: Shutterstock via Fimela.com

Itulah mengapa, saya semakin jarang tertawa ketika membuka media sosial, kecuali Youtube. Sudah beberapa kali saya mengungkap pandangan saya terkait Youtube, bahwa platform ini sebenarnya lebih tepat disebut media kreatif dibanding media sosial.

Namun, saya juga memaklumi perkembangan Youtube saat ini yang sudah menyerupai media sosial. Itu menandakan bahwa media sebesar Youtube saja harus tunduk dengan permintaan pasar.

Walau begitu, saya masih lebih senang membuka Youtube daripada membuka medsos lain. Itulah mengapa, kalau saya sedang tidak ada kepentingan di dalam medsos pasti tidak akan saya buka.

Maunya buka hape untuk cari hiburan, malah bikin kepala tambah pusing. Gambar: Shutterstock via Kompas.com
Maunya buka hape untuk cari hiburan, malah bikin kepala tambah pusing. Gambar: Shutterstock via Kompas.com
Karena, seperti yang sudah saya sebutkan, bahwa terkadang niat untuk mencari hiburan malah teralihkan dengan hal-hal yang membuat dahi berkerut. Tentu, ini tidak bagus bagi saya secara pribadi.

Lalu, apakah Indonesia harus meniru saya?

Tentu saja tidak. Indonesia harus tetap membuka pintu dan jendelanya. Karena, itu justru lebih baik, daripada semakin tertutup dan mencari keasyikan sendiri. Nanti makin ketinggalan zaman!

Indonesia juga bukan untuk menghidupi satu orang, satu karakter, dan satu selera. Indonesia menghidupi lebih dari itu. Itulah mengapa, jangan meniru saya.

Walaupun demikian, saya juga tidak pelit untuk berbagi satu hal yang mungkin bisa diadaptasi oleh Indonesia dari apa yang biasanya saya lakukan. Apa itu?

Ngopi.

Indonesia butuh ngopi agar dapat tertawa, seperti saya ketika ingin tertawa. Biasanya ketika kepala saya sudah semakin pekat isinya, maka saya butuh ke luar dan ngopi.

Sesekali kita perlu ngopi untuk bikin kepala lebih rileks. Gambar: Pexels/Helena Lopes
Sesekali kita perlu ngopi untuk bikin kepala lebih rileks. Gambar: Pexels/Helena Lopes
Walaupun, saya akui udaranya tidak bagus amat, karena penuh dengan asap tembakau yang dibakar. Itu artinya, setara dengan sirkulasi udara di kamar saya yang kata orang lain tidak bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun