Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola dan "Kanker" Rasialisme

9 Desember 2020   09:17 Diperbarui: 12 Desember 2020   17:00 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang yang dianggap dan berusaha mirip Cristiano Ronaldo. Gambar: Tangkapan Layar Google

Satu faktor penyebab yang paling utama adalah tensi permainan. Apa yang terjadi di lapangan bisa memengaruhi pikiran. Saat seperti itu muncullah emosi. Emosi yang membesar bisa membuat tensi permainan menjadi tinggi.

Ketika tensi tinggi muncullah tindakan-tindakan yang salah satunya adalah provokasi. Provokasi bisa berupa verbal maupun nonverbal.

Provokasi secara verbal bisa berupa kata-kata yang menyinggung antar pemain, juga bisa berupa protes kepada wasit/ofisial pertandingan. Sedangkan yang nonverbal paling mudah terlihat adalah munculnya pelanggaran-pelanggaran keras.

Namun, bisa juga dengan tindakan lain, seperti menendang bola ke luar saat ada pelanggaran dan itu sebenarnya untuk keuntungan lawan. Atau, tetap melanjutkan permainan ketika wasit meniup peluit.

Hal-hal semacam itu bisa memancing reaksi pada kubu yang merasa dirugikan. Ketika hal itu terjadi dan sulit terkontrol, maka kata-kata yang akan meluncur deras adalah kata-kata rasis.

Faktor lain yang bisa pula menjadi penyebab terjadinya rasis adalah kualitas pemain. Ada pemain-pemain yang memang tidak berkulit cerah namun teknik bermainnya sangat mumpuni, salah satunya adalah Neymar Jr.

Pemain asal Brasil yang kini membela klub Paris Saint-Germain itu dikenal sebagai pemain berketerampilan luar biasa. Akibatnya, dia sulit dikawal oleh pemain bertahan lawan.

Jika Neymar sulit dihentikan secara teknik permainan, maka bisa saja permainannya dihentikan dengan cara memancing emosinya. Tindakan itu pernah terjadi di Ligue 1 dan membuat Neymar terpancing emosinya.

Neymar marah karena ucapan rasis Alvaro, tetapi dia juga rasis kepada Sakai di laga yang sama. Unik. Gambar: AFP/Franck Fife via Detik.com
Neymar marah karena ucapan rasis Alvaro, tetapi dia juga rasis kepada Sakai di laga yang sama. Unik. Gambar: AFP/Franck Fife via Detik.com
Cara semacam itu tidak hanya terjadi saat ini, tetapi sudah terjadi sangat lama. Bahkan, di setiap liga ada tindakan rasis, dan tidak jarang melibatkan pemain-pemain hebat yang seharusnya tidak melakukan itu.

Tetapi, ada satu faktor lain yang bisa menjadi penyebab paling mendasar yang sebenarnya tidak hanya pada sudut pandang sepak bola, tetapi juga secara luas. Faktor itu adalah mudahnya orang mengagumi sosok karena fisik.

Contohnya ketika Cristiano Ronaldo sukses menjadi pemain bintang dan dia semakin pandai berdandan, apa yang dipuji oleh penggemarnya? Ketampanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun