Tetapi, Spurs sudah mengantongi keunggulan terlebih dahulu. Itu yang membuat mereka tidak terlalu khawatir jika gagal mencetak gol.
Tetapi, itu urung terjadi, karena Nketiah bukan tipikal pemain yang efektif dalam mengubah peluang menjadi gol. Jika sekelas Aubameyang saja masih butuh banyak peluang untuk dapat mencetak gol, apalagi Nketiah.
Aubameyang pun di sini seperti merasakan betapa beratnya menjadi striker utama. Dia nyaris sulit menemukan ruang bebas.
Berbeda dengan Lacazette yang di mana-mana ada. Hanya, Arsenal kali ini tidak bisa mengubah peran Lacazette sebagai playmaker layaknya di Liga Europa.
Bahkan, inisiasi serangan masih lebih banyak dilakukan Willian di sisi kanan. Namun, di sinilah letak permasalahan.
Willian cenderung bekerja sendiri di sisi ini. Dan ini sudah terjadi sejak babak pertama, ketika Hector Bellerin masih bermain penuh.
Meskipun sebenarnya Bellerin masih maju ke depan, tetapi dia sangat kurang efektif. Itulah yang membuatnya seperti tidak mendukung Willian.
Dari penggambaran ini, sebenarnya kita sudah tahu bahwa pertandingan ini memang sudah diatur dengan sempurna oleh Mourinho. Dia tahu bahwa Arsenal akan bermain seperti itu, maka dia harus memotivasi para pemainnya sejak awal laga.
Sedangkan di babak kedua, mereka tinggal menerapkan permainan yang seru-seruan saja. Dan, Arteta pun harus kembali ke luar stadion tanpa membawa poin.
Ini adalah kekalahan kedua beruntun. Membuat Arsenal hanya sekali menang di 5 laga terakhir, dengan 3 diantaranya merupakan kekalahan.