Tetapi, bagaimana caranya?
Hanya, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika Spurs ternyata bermain terbuka seperti saat derbi London melawan Chelsea (0-0)?
Arsenal memang kali ini memiliki kemampuan bertahan yang cukup baik dibandingkan musim-musim sebelumnya. Namun, mereka juga harus berinisiatif untuk memenangkan pertandingan, alias tidak bergantung terus pada kemampuan bertahannya.
Itu menjadi pekerjaan berat ketika ternyata Spurs juga memiliki kemampuan bertahan yang baik. Mereka baru kebobolan 9 gol dan sudah mampu melesakkan 21 gol. Artinya, Arsenal harus menghadapi lini belakang alot, dan lini depan lawan yang tajam.
Pertanyaan itu kemudian dihadapkan pada terobosan baru dari taktik Mikel Arteta berdasarkan performa Arsenal di Liga Europa, yaitu ketika mereka menang 4-1 atas Rapid Wien (4/12).
Pada laga itu, Arteta menurunkan Alexandre Lacazette sebagai pemain di belakang penyerang utama, Eddie Nketiah. Hasilnya pun cukup bagus, khususnya di babak pertama, yang memperlihatkan dominasi Arsenal dan kerja keras Lacazette dengan posisi barunya.
Apalagi, ini adalah laga derbi. Seharusnya, Arteta berani mematangkan formasi kejutannya itu dengan menurunkannya kembali di kandang Spurs.
Jika berhasil, maka laga derbi ini akan sesuai dengan harapan Aubameyang yang ingin menjadikan derbi ini sebagai titik balik. Arsenal boleh datang sebagai tim yang inferior, tetapi seharusnya mampu pulang sebagai tim terbaik di laga tersebut.