Akhirnya, sebelum derbi tersaji di Tottenham Hotspur Stadium (6/12), klub asuhan Mikel Arteta terdampar di posisi 14. Berbanding terbalik dengan Tottenham Hotspur yang saat ini berada di puncak klasemen sementara.
Memang, mereka "hanya" terpisah 8 poin dengan musim masih berjalan 10 pekan. Tetapi, secara mentalitas, keduanya jelas berbeda. Itu juga terlihat dari bagaimana performa kedua tim selama awal musim ini.
Jika ditilik dari progresnya, terlihat Spurs lebih meningkat dan stabil. Berbeda dengan Arsenal yang sangat labil. Bahkan, mereka memiliki hasil yang berbeda antara di liga domestik dengan kompetisi Eropa.
Meski demikian, ketika kembali ke Premier League, situasinya berbeda. Justru, Spurs yang terlihat digdaya. Mengapa bisa demikian?
Ada kemungkinan bahwa target Spurs bersama Jose Mourinho musim ini adalah menjuarai Premier League untuk pertama kalinya di era baru. Walaupun, Mourinho berusaha merendah dengan menyebut timnya sebagai Kuda Poni, justru itulah yang menyiratkan bahwa Spurs sedang menjadi perhatian besar.
Melihat Kuda gagah dan mampu berlari kencang itu pasti biasa. Tetapi, melihat Kuda Poni yang bisa dijepret dan fotonya menjadi pengisi feed di media sosial, tentu akan istimewa.
Artinya, Spurs saat ini sedang mencoba mempercantik diri. Tentu, dengan gaya permainannya Mourinho, bukan seperti Jurgen Klopp, alih-alih Pep Guardiola. Tetapi, hal itu rasanya sudah cukup selama para pemain, suporter, dan tim manajemen percaya dengan visi Mourinho.
Bagaimana dengan Arsenal?
Arsenal kali ini datang ke kandang Tottenham sebagai tim yang bisa disebut inferior. Mereka tidak memiliki jaminan untuk pasti menang, walau bisa saja mereka memenangkan pertandingan di laga bertajuk 'big match' tersebut.
Hal itu seperti kala Arsenal bertandang ke Old Trafford--markas Manchester United, dan berhasil membungkam keberisikan kubu tuan rumah yang sebelumnya menang besar di Liga Champions. Artinya, Arsenal tetap punya peluang untuk menang di kandang Spurs seperti saat mengalahkan Manchester United (0-1).