Jika merujuk pada komentar Lorenzo di akun media sosialnya, sebenarnya tidak salah. Memang, faktanya Lorenzo jauh lebih baik daripada Crutchlow.
Lorenzo adalah juara dunia 3 kali, sedangkan Crutchlow memenangkan seri saja sangat kesulitan.
Gaya balap Crutchlow lebih agresif dibandingkan Lorenzo. Itu membuatnya akan memberikan warna baru bagi Yamaha yang selama ini cenderung memiliki pembalap yang penuh taktik.
Faktor kedua adalah pengalaman. Selain pernah membela Tech3 dan LCR Honda, dia juga pernah membela Ducati Team.
Berdasarkan dua hal itu, Crutchlow bisa dikatakan masih ada potensi untuk banyak membantu pengembangan motor. Yamaha yang dikeluhkan soal kecepatan di trek lurus, bisa mendengarkan apa yang diketahui oleh Crutchlow terkait bagaimana Honda bisa bersaing dengan kecepatan Ducati.
Selain itu, gaji yang diberikan Yamaha ke Crutchlow pasti lebih terjangkau, dan itu bisa menjadi keuntungan bagi Yamaha. Karena, selain Lorenzo, pilihan mereka juga pasti tinggal Andrea Dovizioso.
Jika berkaca pada pencapaian Dovi pada 2017-2019, tentu ada kemungkinan gaji yang diminta Dovi sebagai pembalap tes juga akan cukup tinggi.
Hanya, pokok dari segala drama tentang Yamaha ini ada di manajemen tim. Merekalah yang paling banyak menentukan arah pengembangan motor.
Sedangkan para pembalap termasuk pembalap penguji hanya petugas. Mereka hanya bisa mencoba motor dan mencari poin-poin tentang motornya.