Paling mentok, saya akan menonton streaming-nya saja. Hal yang lebih saya suka dan saya tahu itu tidak akan memakan kuota banyak, karena resolusinya bisa diminimalisir sampai 144p.
Artinya, tahun ini saya sudah tahu diri. Mungkin, tahun depan saya bisa lebih matang, atau lebih percaya diri untuk menjadi nominasi di Kompasianival.
Namun, ternyata tidak demikian. Justru saya dinominasikan saat ini, dan sebenarnya saya sangat berterimakasih banyak kepada yang berupaya membuat saya lolos ke tahap nominasi.
Walaupun, saya pernah menjadi orang di balik layar beberapa kompetisi, yang mana saya tahu bagaimana mempertimbangkan orang untuk pantas lolos dan tidaknya, tapi kali ini saya juga terbengong-bengong. Apakah memang saya lolos karena jumlah pengajuan nominasi memenuhi kriteria, atau hanya karena faktor giliran saja?
Saya pun kemudian masih berpikir bahwa ini pasti ada indikasi penggiliran. Mumpung saya orang baru dan terlihat cukup mencuri perhatian, maka saya diajukan saja tahun ini. Apa pun hasilnya, yang penting tahun depan bisa diganti oleh yang lainnya lagi.
Tetapi setelah membaca tulisan hat trick-nya Pak Kartika, saya mulai berpikir bahwa bisa saja penjumlahan suara pengajuan--atas dasar ketertarikan banyak orang terhadap tulisan Kompasianer tersebut--memang bisa menjadi tolok-ukur utamanya. Soal apakah saya dimasukkan karena penggiliran atau tidak, biarkan saja 'orang dalam' yang tahu.
Artinya, kini saya menghargai posisi saya sebagai nominator di Kompasianival dengan bidang "Best in Specific Interest". Bidang ini cukup sesuai target saya pribadi di masa awal menulis, karena berharap saya bisa dikenal sebagai penulis yang antusias dengan satu hal, khususnya olahraga/bola.
Hal ini saya idamkan, karena selama ini saya cenderung ingin menulis semuanya. Bahkan, sebenarnya saya juga tergoda untuk menulis tentang politik dan pemerintahan. Tetapi, karena saya masih muda dan ingin main aman--tidak ingin dikeroyok, maka saya tetap bertahan di zona nyaman saya.
Namun, jika saya berpikir bahwa saya sudah cocok (baca: bagus) di zona ini sebenarnya tidak juga. Karena, di zona yang khususnya berbicara tentang olahraga, saya pikir ada orang yang lebih menarik tulisannya dibandingkan saya, yaitu David Abdullah.
Entah kenapa, banyak nama Abdul akhir-akhir ini muncul di beranda Kompasiana. Salah satunya yang biasa saya panggil Bang David ini.
Menurut saya, dia yang sebenarnya lebih pantas mengisi Best in Specific Interest, apalagi kalau berbicara tentang bola, dibandingkan saya. Riset yang dia lakukan bisa sampai mengakar--walau lebih mengakar saat membahas Whisper, yang mana itu tidak saya suka. Ini menulis artikel bola atau skripsi?