Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Belajar "Legawa" ala Yamaha MotoGP

12 November 2020   06:05 Diperbarui: 12 November 2020   06:12 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rossi menjalani musim terburuknya sepanjang karir di MotoGP. Gambar: Yamaha Motor Racing SRL

Mengapa ia tidak melibatkan orang-orang yang kompeten di bidang kesehatan untuk membantunya?

Dari sini, kita bisa sedikit tahu perbedaan antara mana yang bisa masuk ke ranah pembalap langsung (internal), dan mana yang belum sampai ke ranah pembalap (eksternal).

Tetapi, bukan hanya soal itu yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini, melainkan tentang respon dari Yamaha terkait hukuman tersebut.

Menurut saya, Yamaha sudah melakukan tindakan benar, yaitu menerima hukuman tersebut tanpa berupaya mengajukan banding.

Terkadang ada pihak-pihak yang tidak dapat menerima hukuman dan berupaya mengajukan banding. Tujuannya adalah mencari keringanan terkait konsekuensi buruk atas kesalahannya.

Namun, hal ini tidak dilakukan Yamaha. Padahal, mereka seharusnya memiliki motivasi untuk melakukannya.

Motivasinya tidak lain adalah terkait posisi di klasemen konstruktor dan tim balap. Pasca pengurangan poin itu, mereka langsung tergeser dari puncak klasemen.

Bahkan, yang cukup fatal adalah seri MotoGP 2020 tinggal 2 seri saja. Artinya, hanya ada 50 poin yang dapat diperebutkan.

Hal itu diperparah dengan situasi terakhir di seri sebelumnya yang memperlihatkan betapa bobroknya Yamaha saat melaju di seri Eropa. Posisi terbaik hanya dicapai oleh Franco Morbidelli.

Franco Morbidelli menjadi kartu terakhir yang dimiliki Yamaha ketika semua pembalapnya inkonsisten. Gambar: Getty Images/Mirco Lazzari gp via Detik.com
Franco Morbidelli menjadi kartu terakhir yang dimiliki Yamaha ketika semua pembalapnya inkonsisten. Gambar: Getty Images/Mirco Lazzari gp via Detik.com
Pembalap Italia yang membela Petronas SRT Yamaha itu mentok di posisi 11 dengan 5 poin. Itu lebih baik dari Maverick Vinales dan Fabio Quartararo yang finis 13 (3 poin) dan 14 (2 poin).

Di mana Valentino Rossi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun