Berhubung saya bukan anak perempuan, juga belum punya anak perempuan, maka saya mencoba menghadirkan salah satu preferensi saya dalam melihat sosok ayah dan anak perempuan. Mereka adalah Tora Sudiro dan Jenaka Sudiro. Sebenarnya saya tahu Jenaka sejak dia diundang di sebuah acara talkshow di tv(i).
Namun, saya baru benar-benar mengikuti perkembangannya sejak ada konten di Youtube yang mengundang pasangan suami-istri, Tora dan Mieke(ii). Saat itu, ada bagian perbincangan yang menyebutkan nama Jenaka.
Berdasarkan penuturan Tora, saya berpikir bahwa Tora sangat dekat dengan Jenaka, begitu pula sebaliknya. Saya mengira demikian, karena memang saya jarang mengulik para selebritis di media sosial (medsos). Padahal, dewasa ini kehidupan para figur publik, apalagi punggawa hiburan seperti Tora Sudiro pasti sering wara-wiri di medsos dengan segala feed-nya.
Namun, terakhir saya melihat feed-nya, saya tidak terlalu memperhatikan momen-momen kedekatannya dengan si bungsu, Jenaka. Malah, saya sering melihat update-nya Tora tentang putri-putrinya yang beranjak dewasa.
Mungkin, karena saya baru buat akun medsos tahun ini (Juni 2020). Padahal, ketika saya cari lewat mesin pencarian, ternyata banyak foto-foto Tora dengan Jenaka, dan bersumber dari akun medsosnya.
Dari situlah, saya mulai melihat betapa naturalnya kedekatan Tora dengan Jenaka. Bahkan, meskipun Jenaka masih kecil, dia sudah mampu merepresentasikan keberhasilan Tora dalam menyayanginya.
Khususnya saat Tora dan Jenaka berada dalam sebuah segmen bermain game bersama(iv). Saya melihat Jenaka mampu mengimbangi kekocakan Tora dengan kepercayaan diri dan kedewasaan.
Meskipun tingkah kekanakannya masih ada, tetapi itu natural sebagaimana usianya. Namun, ketika dia berbicara, aura kecukupan kasih-sayangnya sangat terlihat.
Suatu hal yang pasti, ini membuat saya juga menemukan contoh anak "dewasa" lainnya setelah Ibam, putra selebriti kondang, Asri Welas. Berdasarkan "temuan" itu, saya berpikir bahwa anak-anak bisa menjadi sedemikian rupa karena tidak lepas dari bagaimana peran orang tuanya.
Tentu, saya tidak tahu persis bagaimana kehidupan Tora dan Jenaka di luar kamera. Tetapi, melihat bagaimana seorang anak yang baru berusia sekian tahun, dan sudah dapat bersikap sebaik itu, saya sangat terkesan.
Terlepas dari kisah kontroversialnya Tora dan Mieke, saya pikir keduanya telah mampu mendidik anaknya dengan baik. Setidaknya membuat anak perempuannya dapat mengetahui cara bersikap di depan kamera, dan itu bisa menjadi contoh yang baik bagi anak seusianya.
Bahkan, apa yang terwujudkan pada Jenaka, saya pikir juga tidak lepas dari pengalaman Tora berperan sebagai ayah di tengah "kepungan" anak perempuannya. Ada lima anak perempuan dengan tiga diantaranya adalah anak biologisnya.
Berdasarkan kacamata saya, keduanya sebenarnya memiliki karakter yang mirip. Hanya, Tora sudah tahu resep bagus untuk menjadi orang tua yang cocok untuk anak-anaknya, khususnya dengan anak perempuan.
Sesuatu yang tentunya masih menjadi kekhawatiran yang luar biasa bagi Gofar yang belum tahu bagaimana rasanya menjadi ayah. Berdasarkan perbincangan itu pula, saya menemukan penutup yang tepat agar seorang ayah atau orang tua dapat mendampingi anak-anaknya dengan baik, khususnya dengan anak perempuan. "Jangan ingin menjadi orang tua untuk anak-anak, jadilah teman bagi mereka".
~ Malang, 31 Oktober 2020
Deddy Husein S.
Sumber video:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H