Jika merujuk pada status kedua tim di atas kertas, maka Man. United seharusnya mengutamakan kekuatan di lini serang. Artinya, kartu As Man. United bisa dicari pada pemain-pemain bertipikal menyerang.
Itu seperti ketika Man. United mengalahkan RB Leipzig. Mereka memiliki pemain kejutan pada Marcus Rashford.
Namun, belum tentu pemain kejutan harus dari bangku cadangan. Membunuh permainan lawan juga bisa dilakukan sedari menit pertama.
Kita sudah melihatnya pada laga kontra PSG. Ole mempercayakan formasinya kepada pemain-pemain yang ingin fokus menjalani laga itu, dan salah satunya adalah Tuanzebe.
Sepak bola memang permainan tim. Namun, perlu ada individu-individu yang bisa memberikan pengaruh dalam permainan.
Main kompak saja tidak cukup. Pasti perlu ada pemain tertentu yang memerankan dirinya sebagai algojo penakluk lawan.
Entah itu di lini belakang atau di lini depan. Itu tergantung di mana titik fokus yang diinginkan pelatihnya dalam suatu pertandingan.
Itu juga yang harus dilakukan Ole, dan sepertinya sudah dilakukan. Soal worth it atau tidak, itu juga bergantung pada pelaksanaan permainan dari timnya juga tim lawan.
Artinya, kalah-menang itu juga bukan hanya karena bagus/tidaknya satu tim di laga itu, tetapi juga tim lain. Bisa saja tim lain yang memang sudah memegang kendali pada laga itu.
Namun kenyataannya, Man. United tidak bisa memanfaatkan tekanan tinggi tersebut menjadi peluang. Justru lawannya yang bisa melakukannya.