Sebenarnya, itu tidak terlalu mustahil. Namun, dengan persaingan sengit dalam perebutan Juara dunia yang masih tersajikan, maka kecil peluang bagi Iker untuk merecoki barisan depan saat balapan.
Keduanya sama-sama tidak konsisten. Bahkan, di balapan terakhir, yaitu seri GP Teruel, kedua pembalap kompak terjatuh dan nirpoin.
Namun, jika merujuk pada bagaimana proses kedua pembalap itu mengumpulkan poin, maka nama Alex Marquez sedikit diunggulkan. Ada dua faktor yang melandasinya.
Itu membuatnya masih bisa finis di beberapa kesempatan, bahkan meski ada yang tanpa poin. Namun, hal ini akan bisa menguntungkan jika kompetitornya jatuh, sedangkan dia mampu menyelesaikan balapan.
Kedua, Alex sedang di tren kepercayaan diri yang bagus. Meskipun di GP Teruel dia jatuh, namun saat itu dia berada di zona podium.
Berbeda dengan Brad yang cenderung merosot pasca menang di Brno (25 poin) dan finis keempat (13 poin) di Red Bull Ring, Austria. Torehan terbaiknya adalah di GP Styria dengan finis ke-8 (8 poin).
Permasalahan itu akan semakin membesar ketika seri terakhir digelar di GP Portimao, Portugal. Melihat landskap sirkuit yang naik-turun dan dengan kecepatan yang lumayan menantang kala melibas tikungan ke kiri, maka ada kemungkin jika Brad Binder kesulitan memacu RC16-nya pada kecepatan yang ideal.
Apabila dia terlalu memaksakan diri, bisa saja malah terjatuh, dan membuat peluang Alex memenangkan gelar rookie of the year terbuka lebar. Itulah yang menjadi perhatian bagi Brad jika dirinya ingin merengkuh gelar yang paling memungkinkan dan bisa saja akan memacu mentalnya untuk bersaing lebih serius di musim 2021.
Artinya, jika Brad ingin menjadi pembalap debutan terbaik, maka akan lebih baik jika melihat performa Pol. Dia harus dapat membuat balapan yang konstan, entah dimulai dari pemilihan ban, juga dalam hal gaya membalap.