Hal ini membuat Yamaha terlihat unggul, khususnya dalam 3 musim tersebut. Lalu, bagaimana dengan sekarang?
Khusus untuk musim ini dan musim depan, Yamaha absen dalam perebutan gelar pembalap debutan terbaik. Itu dikarenakan, empat jok Yamaha sekarang diisi oleh pembalap berpengalaman, yaitu Maverick Vinales, Fabio Quartararo, Valentino Rossi, dan Franco Morbidelli.
Yamaha diprediksi baru akan berpacu pada gelar ini jika jok Valentino Rossi kosong di musim 2022, dan diisi pembalap debutan yang biasanya dari Moto2.
Salah satu pembalap yang diprediksi akan mengisinya adalah si adik, Luca Marini. Itu dengan catatan, Marini tidak jadi promosi ke MotoGP musim 2021 nanti.
Jika dia memilih promosi musim 2021, maka dia sudah bukan lagi rookie. Melihat situasi Yamaha yang sedemikian rupa, maka perebutan gelar rookie of the year--asalkan ada debutan selain Jorge Martin--beralih ke antara Honda, Ducati, dan KTM.
Kebetulan, tiga pabrikan itu biasanya memiliki slot-slot kosong yang memungkinkan untuk diisi pembalap debutan. Namun, khusus musim 2020 ini, perebutan gelar pembalap debutan terbaik hanya ada pada dua motor, yaitu Honda dan KTM.
Honda diwakili oleh Repsol Honda yang dengan percaya diri mempromosikan Alex Marquez untuk menemani si kakak, Marc Marquez. Sedangkan, KTM memiliki dua pembalap baru yang masing-masing mengisi jok pabrikan dan satelit.
Pada tim KTM Factory, terdapat nama Brad Binder. Lalu, di tim KTM Tech3 ada Iker Lecuona. Dua dari tiga pembalap baru itu adalah pembalap Spanyol, Alex dan Iker. Sedangkan Brad adalah pembalap asal Afrika Selatan.
Walaupun, terlihat kubu Spanyol kembali mendominasi--bahkan di level rookie, namun secara hitung-hitungan poin, hanya ada duel Alex Marquez dengan Brad Binder. Itu dapat dilihat dari jumlah poin sampai sebelum 3 balapan digelar, yaitu 67 poin.
Alasannya adalah dua pembalap di atas Iker perlu meraih minimal 20 poin dalam 1 balapan. Artinya, untuk dapat menyalip Alex dan Brad, Iker perlu finis minimal dua kali finis posisi kedua.