Alhasil, permainan menyerang Liverpool juga masih bisa fokus. Itu membuat gol keempat dan kelima tercipta.
Tanpa dinyana sebelumnya, Atalanta kebobolan 5 gol! Tapi, lebih mengejutkan lagi adalah Atalanta tidak mampu mencetak satu gol pun ke gawang Liverpool.
Hasilnya, skor 0-5 terpampang sampai akhir pertandingan. Suatu hasil laga yang cukup mengejutkan bagi beberapa orang yang berpikir Atalanta akan sangat kuat di kandang.
Sebenarnya, anggapan itu tidak sepenuhnya salah. Atalanta memang kuat. Tapi di depan. Sedangkan di belakang tidak.
Apakah itu karena faktor lawan yang dihadapi?
Memang. Tetapi, kerapuhan lini belakang Atalanta tidak hanya terkuak di laga ini saja. Pada laga di Serie A pun, Atalanta mudah terkoyak gawangnya.
Hanya, hal itu jarang dianggap berbahaya, karena lini depannya bisa mencetak lebih banyak gol dari jumlah kebobolannya. Tetapi bagaimana jika mereka menghadapi lawan yang lebih siap untuk bertahan?
Itulah yang menjadi persoalan. Ketika Atalanta bertemu tim yang sedang berjuang untuk membuktikan diri dapat bermain bagus di lini belakangnya tanpa bek andalan, itu adalah permasalahan besar.
Terbukti, lini pertahanan Liverpool seperti suatu hal yang baru bagi lini depan Atalanta. Duvan Zapata dkk. memang bisa mengkreasikan peluang, tetapi mereka sulit untuk merealisasikan peluang itu menjadi gol.
Itulah perbedaan ketika bermain di Serie A dengan di Liga Champions. Mereka harus bertemu dengan lawan yang memiliki kualitas yang cukup melebihi rata-rata klub di Serie A--tanpa bermaksud merendahkan.
Berdasarkan faktor itu, Atalanta sangat kecele. Mereka juga semakin kecele, ketika lawan mampu membongkar kebobrokan lini belakangnya.