Begitu pula dalam hal idealis atau realistis, bagi saya, memilih ponsel berdasarkan jenis saja itu tidak cukup. Karena, jenis ponsel Android dewasa ini juga tidak hanya bergerak di kelas sosial dan ekonomi menengah-bawah, tetapi juga kelas atas.
Harganya juga ada yang malah lebih mahal dari jenis iPhone. Maka, saat memilih ponsel hanya berdasarkan jenis dan korelasinya dengan harga, itu artinya kita sudah terjebak dalam kubangan stereotip.
Memangnya, kita sudah tahu pasti tentang batas-batas yang dapat menggaransi seseorang atau suatu keluarga dapat digolongkan sebagai masyarakat miskin? Jangan-jangan, masyarakat miskin di kota A dengan kota B ternyata berbeda. Bahkan, antar desa A dengan desa B bisa saja sudah berbeda standar kemiskinannya.
Hal ini juga sama seperti membicarakan tentang ponsel Android dengan iPhone. Sudah tahu pastikah kita dengan segala produk yang berbasis Android?
Jangan-jangan, kita hanya mengetahui satu-dua merek Android. Lalu, dengan mudah menyimpulkan bahwa ponsel jenis Android seperti ini, sedangkan iPhone seperti itu.
Pernyataan semacam itu akan menjadi lelucon, karena menjadi kurang cocok. Lebih cocok kalau antar produk berbasis Android dipertarungkan, maka kita akan bisa mengulik apa persamaan dan perbedaan dari jenis yang sama.
Kalau mempertarungkan hal yang sudah jelas berbeda, itu buang-buang waktu. Karena, suatu hal yang berbeda sudah pasti akan memiliki keunggulannya tersendiri.
Perihal semacam itu seperti memperdebatkan siapa yang lebih baik, antara Lionel Messi dengan Cristiano Ronaldo. Perdebatan itu hanya akan berhenti setelah semua manusia punah, atau semua orang sudah kehilangan sejarah tentang kehebatan mereka.
~
Malang, 26 Oktober 2020
Deddy Husein S.