Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanggapi Kejadian Aguero dan Sian Massey-Ellis

20 Oktober 2020   15:49 Diperbarui: 20 Oktober 2020   17:03 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aguero awalnya berargumentasi. Gambar: NMC Pool/Richard Pelham via Theguardian.com

Ketika official posturnya rata-rata atau malah sama-sama prima seperti para pemain, maka official tersebut akan jarang mendapatkan ancaman dengan sentuhan. Peluang itu sangat kecil dibandingkan jika si official (maaf) lebih pendek atau terlihat lebih lemah.

Jika seperti itu, tidak menutup kemungkinan ia akan sering mendapatkan protes lebih dekat jika memang si pemain sedang merasa tidak nyaman dengan pertandingannya. Hal ini saya duga seperti yang dialami Aguero.

Kejadian awal alias pemicunya. Gambar: via Dailymail.co.uk
Kejadian awal alias pemicunya. Gambar: via Dailymail.co.uk
Aguero awalnya berargumentasi. Gambar: NMC Pool/Richard Pelham via Theguardian.com
Aguero awalnya berargumentasi. Gambar: NMC Pool/Richard Pelham via Theguardian.com
Sebagai pemain lama Manchester City yang artinya sudah sering bertemu dengan Arsenal, maka ia tahu bahwa klubnya lebih superior dibandingkan Arsenal. Terbukti, dalam beberapa pertemuan sebelumnya, Manchester City mampu sering menang dengan skor identik 3-0.

Namun, kali ini Aguero tidak menemukan tanda-tanda superioritas klubnya. Organisasi permainan Arsenal ternyata sudah lebih baik, khususnya di lini pertahanan.

Sebagai penyerang, ia tentu merasa ini bukan hari yang indah untuk memberikan laporan kepada klubnya layaknya pegawai kantoran yang membuat report hasil kerja. Akibatnya, ia seperti yang terjadi pada adegan emosional dengan Sian Massey.

Tampak dari dekat. Gambar: Premier League via Metro.co.uk
Tampak dari dekat. Gambar: Premier League via Metro.co.uk
Itu adalah adegan biasa dan pasti berdasarkan perasaannya. Namun, berhubung ia melihat sosok Sian lebih kecil darinya, secara refleks dia merasa lebih kuat dan ingin menunjukkannya.

Pikiran refleks ini seperti yang dipikirkan terkait postur tadi. Ketika si A lebih pendek, ia akan berpikir refleks seperti berkurang rasa kepercayaan dirinya. Sebaliknya, si B yang lebih tinggi akan secara refleks menemukan kepercayaan dirinya.

Hal ini juga saya pikir menjadi landasan dari kejadian yang melibatkan Aguero dan Sian. Saya pikir permasalahannya lebih ke perasaan dan postur yang mampu mendorong terciptanya refleks baik di pikiran maupun dalam tindakan.

Lalu, di manakah saya berpihak?

Dilihat dari depan. Gambar: Skysports.com
Dilihat dari depan. Gambar: Skysports.com
Saya sebenarnya berpihak pada Sian secara mutlak. Namun, jika saya adalah Sian, maka saya juga akan memaafkan tindakan Aguero, berdasarkan pertimbangan faktor sulitnya mengontrol perasaan dalam pertandingan yang berjalan seperti laga tersebut. Hanya, saya secara pribadi juga berharap, bahwa kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Sudah tidak zamannya memandang sebuah profesi dengan kacamata jenis kelamin dan gender. Superhero saja sudah banyak yang perempuan, dan mereka juga tidak kalah kuat--di filmnya--dan tenar jika disandingkan dengan superhero laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun