Kondisi yang seperti itu tidak membuatnya goyah di level timnas Denmark. Bahkan, bisa saja namanya malah menjadi perbincangan publik di negaranya, karena menjadi pemain Barcelona.
Namun, keberadaan Braithwaite di timnas Denmark tentu tidak hanya mengandalkan statusnya sebagai pemain Barcelona. Ia juga dapat diandalkan secara kualitas.
Hanya, di level timnas, Braithwaite masih memiliki ruang untuk membuktikan diri. Sedangkan di Barcelona, ia masih perlu banyak kesempatan untuk menegaskan kelayakannya sebagai pemain Barcelona.
Bahkan, dengan keputusan Barcelona memberikan nomor punggung 9 ke Braithwaite, seharusnya juga selaras dengan keputusan Ronald Koeman untuk mengandalkannya ketika Griezmann masih kurang tajam. Bisa saja malah Braithwaite yang akan cocok dengan skema permainan Koeman. Siapa tahu?
***
Menurut penulis, ketujuh pemain itu memang masih pantas bermain di level timnas. Mereka bisa kurang bertaji di level klub bukan hanya soal penurunan performa, tetapi juga faktor kondisi--persaingan--skuad di klub tersebut.
Namun, di sisi lain penulis masih meyakini bahwa timnas yang terbaik seharusnya memasang para pemain yang menjadi pemain reguler di klubnya. Tidak peduli apakah si pemain berada di klub terbaik, seperti Barcelona, Real Madrid, Inter Milan, hingga Liverpool.
Paling pentingnya adalah si pemain tetap pada level individu terbaiknya. Kita lihat saja pemain gaek seperti Pepe. Meskipun sudah angkat koper dari Real Madrid pada 2017, ia masih pantas membela timnas Portugal sampai 2020 ini.
Lalu, bagaimana dengan Mauro Icardi? Hm....
~
Malang, 16-17 Oktober 2020
Deddy Husein S.
Baca juga: Kenaikan Karier atau Penurunan
Terkait:
Kompas.com, Panditfootball.com, Ligaolahraga.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H