Namun, kegagalan Inter mencari peminat Perisic membuat si pemain masih bertahan di Giuseppe Meazza. Hal ini pula membuat Conte mau tidak mau menempatkan Perisic sebagai wing back.
Saat seperti itu, Perisic diprediksi tidak akan sepenuhnya dapat menyegel tempat di skuad utama. Ia pasti akan memperoleh kebijakan rotasi.
Itulah yang membuat menit bermain Perisic di level klub menjadi tidak banyak. Suatu sinyal bahaya bagi pemain yang biasanya diharapkan rutin bermain agar selalu cepat padu dengan atmosfer persaingan sengit nan singkat di level timnas.
Namun, apa yang terjadi pada Perisic di level klub rupanya masih dimaklumi oleh timnas Kroasia. Hal ini seperti yang terjadi pada Eriksen dengan timnas Denmark. Kroasia pun masih membutuhkan jasa Perisic.
Artinya, Perisic masih dibutuhkan timnas Kroasia, setidaknya dalam waktu dekat ini. Namun, sebagai pemain papan atas, sebaiknya Perisic juga dapat memiliki menit bermain yang sesuai dengan kualitasnya.
Xherdan Shaqiri
Shaqiri sebenarnya bukan pemain yang buruk. Tetapi, ia terlihat sulit menyegel tempat di tim utama ketika membela klub besar.
Sebelum menjadi pemain yang kurang diandalkan di Liverpool, ia juga tersingkirkan dari tim utama Inter Milan. Ia baru terlihat mencolok ketika membela klub Inggris, Stoke City.
Bersama Stoke, ia seperti memperoleh kesempatan kedua untuk mengembalikan reputasi sebagai pemain papan atas. Apalagi, ia masih tergolong pemain berusia emas kala itu.
Namun, ketika mendarat di Anfield Stadium, kariernya tidak menanjak. Secara prestasi klub, memang ia memperoleh penanjakan, tetapi tidak untuk pencapaian individu.
Hal ini bisa saja terjadi karena faktor persaingan dengan Sadio Mane, Mo Salah, dan Roberto Firmino. Tiga pemain itu lebih diandalkan dan lebih konsisten dibandingkan Shaqiri yang terkadang hanya efektif saat menjadi pemain pengganti.