Menariknya, gaya main yang seperti itu sudah biasa dihadapi oleh Pep Guardiola, dan ia diyakini bisa meminta skuadnya untuk meredam gaya main yang seperti itu. Mereka hanya perlu menggunakan kemampuan mereka dalam mengatur tempo dan memanfaatkan momentum.
Itulah yang sebenarnya menjadi pekerjaan rumah besar bagi setiap lawan Leeds. Liverpool nyaris kalah karena itu. Tetapi jika mereka mampu meraih momentum dan mendikte permainan, Leeds juga akan kesulitan.
Ini juga harus ditunjang dengan tingkat konsentrasi yang tidak boleh kendur sedikit pun. Salah satunya di lini pertahanan. Jika lini pertahanan lengah, maka Leeds bisa memanfaatkannya dan akan mampu memberikan ancaman besar.
Itulah kenapa, titik utama permainan bola tidak lagi dari lini belakang seperti sepak bola masa kini, melainkan dengan memainkan bola di lini tengah. Ajak Leeds beradu kekuatan di sektor lini tengah, dan ini paling bisa dilakukan oleh Manchester City.
Kedua, permainan Leeds sebenarnya masih cukup kacau. Mereka juga masih memperagakan sepak bola praktis. Dan ini akan mudah ditebak oleh lawan yang memiliki kualitas lini tengah yang lebih baik.
Inilah yang membuat laga Leeds vs Fulham seperti pertandingan yang justru kurang menarik. Mereka terlalu banyak memainkan bola lambung, yang kemudian para pemainnya beradu lari kencang lalu tabrakan dan tercipta pelanggaran. Skema ini jelas bukan kelasnya Premier League.
Hanya di momen-momen tertentu saja kita akan melihat sebuah tim kuat di Premier League melakukan kesalahan. Sedangkan di laga ini tidak begitu. Nyaris di setiap 5 atau 10 menit akan terjadi duel keras yang terkadang malah menjadi adegan konyol.
Seperti duel keras yang terjadi di area yang sebenarnya tidak berbahaya bagi pemain yang dianggap melakukan pelanggaran. Begitu pun saat bola masih di dalam kotak penalti, malah ada yang tiba-tiba melakukan sapuan tetapi gagal dan malah menjatuhkan lawan. Apa itu kelasnya Premier League?
Ketiga, Leeds perlu menghadapi tim yang bisa menjadi antitesis dari cara bermain Leeds yang nyaris tanpa mengandalkan kreativitas di lini tengahnya. Ada tiga tim yang bisa jadi menjadi perlawanan alot Leeds.
Tim pertama adalah Liverpool. Walau sudah bertemu, tetapi Leeds sepertinya menghadapi Liverpool yang belum sepenuhnya Liverpool. Mengapa begitu?
Karena ini masih di awal musim, ditambah dengan status juara bertahan yang disandang oleh Henderson dkk. Otomatis masih ada beban-beban yang belum hilang dari kepala yang kemudian mempengaruhi kinerja kaki dan mobilitas permainan.