Tidak mengherankan, jika ada istilah 'kejahatan karena ada kesempatan', atau 'memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan'. Ternyata, pepatah itu sangat sering teraplikasikan pada momen seperti ini, yaitu kekepoan terhadap apa yang ada di dalam hape orang lain.
Duh, ini bukan tindakan yang tepat. Sama sekali tidak tepat. Mengapa?
Bukan hanya karena kita mengganggu privasi orang lain dan membuat orang lain menjadi tidak percaya dengan kita. Tetapi, juga membuat kita akan menyimpan memori milik orang lain di ingatan kita.
Ini sungguh tidak penting dan sangat mengganggu di kemudian hari. Artinya, yang rugi bukan yang terbongkar privasinya saja, tetapi juga kita yang membongkar privasi itu tanpa seizin yang memilikinya.
Bahkan, bisa saja yang terbongkar privasinya tidak merasa terganggu, karena toh ia memang sudah terbiasa memiliki privasi itu. Tetapi, bagaimana dengan kita yang tidak memikirkan hal itu sebelumnya? Pasti shock.
Misalnya, kita mengetahui bahwa orang yang sudah kita anggap sahabat, ternyata malah berpacaran dengan orang yang sangat kita suka dan sebelumnya sering dicurhatin. Atau, misalnya orang yang kita segani, malah ternyata menyimpan file dewasa.
Bayangkan, siapa yang rugi, coba?
Jadi, jangan pernah melakukan apa yang mungkin sering kita lakukan ketika masih SMA yang salah satunya adalah membuka hape orang lain, meskipun itu adalah teman atau yang sudah kita kenal. Jangan!
Juga, kita biasanya hanya memiliki kenalan dengan jarak usia 1-2 atau 3 tahun. Sedangkan di perkuliahan, kita bisa berkenalan dengan orang-orang yang jauh lebih tua dan terkadang hanya bertemu di momen-momen tertentu.