Demi apa Anthony Lopes pontang-panting menyelamatkan gawangnya dari serangan lawan? Itulah pertanyaan saya ketika menonton pertandingan antara Olympique Lyon vs FC Bayern Munchen di fase semifinal (20/8).
Pertandingan yang digelar di Estadio Jose Alvalade, Portugal itu menampilkan banyak hal. Pertama, tentang prediksi yang tepat bahwa Bayern Munchen berhasil ke final setelah mengalahkan Lyon.
Kedua, pembuktian sudah matangnya Serge Gnabry di lini depan Bayern Munchen. Ketiga, perjalanan hebat Robert Lewandowski di kompetisi Liga Champions musim ini.
Keempat, pembuktian bahwa sejarah masih bisa terulang dengan format yang berbeda. Kelima, penampilan Anthony Lopes yang tidak mengecewakan meski kebobolan 3 gol.
Baca juga: Format Baru bagi Penggemar Layar Kaca
Semua pemandangan itu sebenarnya saling terkait, namun saya hanya ingin fokus membahas tentang penampilan kiper Lyon, Anthony Lopes. Alasannya karena salah satu unsur yang membuat Lyon bisa melaju jauh sampai ke semifinal adalah Lopes.
Kiper asal Portugal itu memberikan keyakinan kepada rekan-rekannya untuk dapat bermain sesuai instruksi pelatih, Rudi Garcia. Hal ini dapat terlihat dari penampilannya selama berlaga di Liga Champions musim ini.
Walau tidak semua laga berjalan sesuai harapan, tetapi penampilan Anthony Lopes bisa dikatakan berpengaruh bagi pertahanan Lyon. Seperti bagaimana mereka bisa menyingkirkan Juventus, padahal klub asal Italia itu mempunyai daya dobrak yang tak main-main.
Baca juga: Lyon Singkirkan Man. City
Begitu pun ketika mereka berhasil menyingkirkan Manchester City. Itu adalah malam yang luar biasa bagi Lopes. Kesigapannya membuat Gabriel Jesus dkk. frustrasi hingga gugup seperti yang terlihat dari tendangan melenceng Raheem Sterling.
Di laga semifinal pun Lopes tak menurunkan performanya. Ia masih sigap untuk mengantisipasi serangan dari klub penghasil 8 gol di partai sebelumnya. Ini sangat tidak mudah.
Namun sayangnya, skuad asuhan Hansi Flick ini selalu menempatkan banyak pemain di dalam kotak penalti lawan. Ini yang membuat sebuah peluang tetap terjaga meski ada kegagalan bagi satu-dua orang. Masih ada yang lain, kok.