Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menariknya Format Liga Champions 2020 bagi Penggemar Layar Kaca

19 Agustus 2020   18:17 Diperbarui: 19 Agustus 2020   18:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data kasus covid-19 di Jerman. Gambar: diolah dari Google/Wikipedia/Covid19 Jerman

Sedangkan pemilihan Portugal sebagai arena persaingan klub-klub terbaik Eropa selain karena tingkat keamanannya, juga karena stadion di Portugal sudah berpengalaman menggelar final Liga Champions. Ditambah, tidak adanya klub asal Portugal yang bertahan di fase tersebut membuat tidak ada pihak-pihak yang mencurigai klub tertentu yang berpotensi diuntungkan.

Data kasus covid-19 di Jerman. Gambar: diolah dari Google/Wikipedia/Covid19 Jerman
Data kasus covid-19 di Jerman. Gambar: diolah dari Google/Wikipedia/Covid19 Jerman
Setelah penentuan arena perhelatan fase gugur, UEFA juga menetapkan peraturan single match. Artinya, setiap laga harus mengeluarkan pemenangnya, alias kalah-pulang. Jika terjadi skor imbang selama 90 menit, maka terjadi babak tambahan waktu 2x15 menit.

Jika masih imbang juga, maka pemenangnya diputuskan dengan babak adu penalti. Pemandangan ini sebenarnya tidak asing untuk persaingan di Liga Champions, namun sejak kompetisi elit ini menerapkan sistem nilai gol tandang, penentuan pemenang hingga melalui babak adu penalti sebagian besar hanya terjadi di final.

Hanya fase puncak itulah yang digelar di satu tempat alias single match. Namun kali ini aturan tersebut berlaku di sisa fase yang ada, kecuali babak 16 besar leg kedua bagi Manchester City vs Real Madrid, Juventus vs Lyon, Barcelona vs Napoli, dan Bayern Munchen vs Chelsea.

Melihat perbedaan sistem itu tentu terjadi pula perbedaan pengalaman atau sensasi bagi penonton Liga Champions di layar kaca untuk musim ini. Apa saja?

Pertama, jadwal yang padat dan digelar hanya dalam waktu sebulan membuat penonton tidak akan lupa dengan agenda menonton pertandingan Liga Champions. Jika dibandingkan dengan Liga Champions yang seperti biasanya, tak jarang penonton layar kaca sengaja dan tak sengaja telah melewatkan agenda menonton kompetisi tersebut.

Selain karena lupa, penonton juga bisa saja terganggu oleh jadwal menonton pertandingan lain. Jika musim kompetisi tergelar seperti biasanya, maka banyak jadwal pertandingan yang tersaji di layar kaca baik di level domestik penonton--penggemar bola asal Indonesia juga menonton Liga 1--maupun kompetisi domestik luar negeri (Liga Inggris dll).

Baca juga: Sepak Bola Indonesia 2020 akan Lanjut

Belum lagi jika penontonnya kurang selektif dalam menentukan pertandingan mana yang akan ditonton dalam kurun waktu 2x24 jam--biasanya terjadi saat akhir pekan. Ini pasti akan membuat penonton kewalahan, dan dapat dipastikan akan ada jadwal-jadwal pertandingan yang terlewatkan, salah satunya Liga Champions.

Kedua, penonton tak perlu lagi selektif dalam menonton Liga Champions musim ini, karena jadwalnya lebih sedikit. Akibat peraturan single match, jadwal yang tersaji hanya 7 laga jika tanpa menghitung lanjutan leg kedua fase 16 besar.

Rinciannya adalah 4 laga di fase 8 besar, 2 laga di semifinal, dan 1 laga final. Jika di fase 8 besar ada 2 laga yang digelar dalam 1 waktu yang sama, maka penonton hanya butuh satu waktu pula untuk menonton pertandingan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun