Salah satunya adalah kedalaman skuad. Ini seperti yang terjadi pada laga semifinal di Liga Europa yang mempertemukan Inter vs Shakhtar Donetsk. Meski Shakhtar sempat terlihat menakutkan di fase sebelumnya, tapi di fase semifinal tersebut mereka mendadak kehilangan taji.
Satu faktornya adalah kedalaman skuad. Ketika pelatih mengganti pemain, bahkan meski antar kedua pemain yang bertukar menit bermain itu ada di posisi sama, tetap saja akan ada sedikit perubahan taktik. Karena, pelatih pasti melihat adanya perbedaan gaya main antara kedua pemain tersebut.
Baca juga: Ternyata Final Ideal Liga Europa adalah Sevilla vs Inter Milan
Inilah yang krusial ketika sedang bertarung di fase yang sepenting semifinal. Kejutan dengan strategi kekompakan tim saja tidak sepenuhnya cukup. Tim itu juga butuh keseimbangan level antara tim utama dan tim cadangan, dan di sini PSG jelas unggul telak.
Jika melihat hasil pertandingan ini, maka tim yang seharusnya bisa menyaingi level permainan PSG adalah Bayern Munchen. Pertama, karena kedua tim adalah tim produktif. Kedua, kita perlu melihat bagaimana duel antar lini pada kedua tim tersebut. Ketiga, kita perlu mencari tahu strategi pelatih Jerman mana yang lebih mudah dipraktikkan oleh skuadnya.
Namun, bukan berarti Olympique Lyon akan diam saja di laga semifinal kedua itu. Skuad asuhan Rudi Garcia itu pasti ingin memberikan penampilan yang terbaik untuk menutup musim 2019/20 dengan optimisme tinggi ke musim berikutnya.
Jadi, patut dinantikan siapa yang akan mencegah klub kaya, PSG meraih trofi "Si Kuping Besar". Kalian menjagokan tim mana?
Malang, 19 Agustus 2020
Deddy Husein S.
Terkait:
UEFA.com dan Kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H