Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Karena Barcelona bukan Juventus

15 Agustus 2020   08:07 Diperbarui: 15 Agustus 2020   08:26 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Messi gagal membawa Barcelona kembali berprestasi di Liga Champions selama 5 musim beruntun. Gambar: Twitter/Goal_ID
Messi gagal membawa Barcelona kembali berprestasi di Liga Champions selama 5 musim beruntun. Gambar: Twitter/Goal_ID
Inilah yang kemudian menjadi bola salju yang makin lama bisa membesar, khususnya ketika Barcelona berpisah dengan Valverde. Penggantinya memang sosok berpengalaman, Quique Setien, tetapi ia bukan sosok berprospek tinggi untuk jangka panjang.

Jika dibandingkan dengan pelatih yang sedang menganggur seperti Maurichio Pochettino dan Massimiliano Allegri, jelas Setien masih kalah. Bahkan, meski dirinya menyatakan filosofi sepak bolanya adalah seperti Johan Cruijff.

Alasan sederhananya adalah tentang pengalaman melatih pemain-pemain kelas atas dan konsistensi. Meski, dirinya mampu membawa klub Real Betis tampil atraktif dan percaya diri, tapi kiprahnya tidak berjalan secara konstan.

Ditambah dengan minimnya pemain yang memiliki kapasitas juara seperti Suarez, Griezmann, dan tentunya Messi. Sikap mereka pasti berbeda dengan pemain Real Betis atau klub medioker lainnya.

Untuk itulah perlu pelatih yang tak hanya jenius, tetapi juga memiliki wibawa untuk membuat para pemain percaya dengan apa yang pelatih katakan. Dan, nahasnya sampai sejauh ini kita melihat Barcelona tidak seperti itu.

Antara pelatih dan pemain tidak sinkron. Inilah yang kemudian perlu dipelajari oleh Barcelona, agar tidak lagi main-main soal menempatkan seseorang sebagai pelatih.

Papan skor di Estadio Da Luz, Portugal, yang siap menjadi kenangan. Gambar: Twitter/ChampionsLeague
Papan skor di Estadio Da Luz, Portugal, yang siap menjadi kenangan. Gambar: Twitter/ChampionsLeague
Hari ini (15/8), pasca kekalahan telak Barcelona dengan skor 2-8 dari Bayern Munchen, sudah dapat diprediksi bahwa karier Setien tamat. Rasanya sulit untuk melihat sebuah klub bangkit dengan struktur yang sama ketika mereka pernah mengalami kejadian memalukan seperti itu.

Trending tentang Setien di medsos. Gambar: Google/Quique Setien
Trending tentang Setien di medsos. Gambar: Google/Quique Setien
Pemandangan itu setidaknya tersirat dari bagaimana Messi terlihat lebih santai daripada Luis Suarez yang lebih galau. Bisa saja kekalahan ini akan membuat Barcelona melakukan perubahan khususnya pelatih.

Namun, harapannya Barcelona tidak seperti Juventus yang terlalu berani melakukan pergantian pelatih. Karena, Barcelona adalah Barcelona. Mereka harus lebih perfeksionis dalam memilih pelatih.

Jika sudah demikian, kita tinggal berharap tentang siapa pelatih yang tepat. Ialah yang nanti akan berupaya membawa Barcelona untuk segera kembali sebagai juara sejati, baik di kancah domestik maupun Eropa dan dunia.

Kira-kira, Anda menjagokan siapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun