HAHAHAHA pic.twitter.com/vL4YvmlR8z--- H. Agus Noor (@agus_noor) August 9, 2020
Tentu kita sudah mengetahui bahwa konser musik tidak semuanya dapat dinikmati di layar kaca, tetapi eksistensi para musisi terbukti tetap terjaga. Mengapa bisa demikian?
Karena, mereka tidak terikat oleh stasiun tv. Tetapi jika ini diberlakukan pada sepak bola, maka sebaiknya ini dilakukan tetap bersama stasiun tv. Hanya, mereka harus menyediakan armada penyiaran pertandingan yang lebih banyak dari biasanya, karena harus menyiarkan semua pertandingan sesuai jadwal.
Agar semua suporter sama rasa, maka semua jadwal pertandingan harus diratakan. Semua klub harus pernah ditayangan secara live di tv maupun dengan streaming. Begitu pun dengan akomodir pemesanan tiket, harus digerakkan pula oleh semua klub yang pasti memiliki fanbase.
Jika ada yang (maaf) miskin, maka mereka wajib diakomodir oleh ketua fanbase lingkup terkecil seperti Ketua RT/RW atau Kelurahan. Tentu, mereka juga harus menerapkan protokol kesehatan agar tetap mampu mencegah potensi penularan covid-19.
Begitu pun dengan stok komentator dan presenter, bagi yang sudah sering menonton siaran pertandingan sepak bola di layar kaca pasti sudah tahu, bahwa kita memiliki banyak figur di bidang tersebut. Atau, jika ingin lebih fokus ke visual lapangan dan pertandingan, maka cukup dengan menyajikan suara presenter dan komentatornya saja, tanpa harus seperti siaran di tv.
Satu hal yang menjadi dasar dari rangkaian konsep ini adalah kita harus mengakui bahwa sebagian dari kita memiliki kecenderungan untuk memaksakan kehendak dan cepat mengambil keputusan yang belum pasti.
Ibarat seperti penggeledahan markas mafia. Ketika sang perintis tidak menemukan tanda bahaya, langsung bilang, "all clear!". Padahal, sebenarnya di sudut tertentu sudah menunggu tim penyergap--dari mafia--yang sebelumnya membuat kesan seolah situasi lengang.
Inilah yang kemudian harus dihindari dalam melawan covid-19. Karena, lawan kita malah tak kasat mata. Kita nyaris tidak tahu siapa, kapan, dan di mana sudah ada kontaminasi dari virus tersebut. Itulah mengapa, sebisa mungkin kita tetap waspada dan meminimalisir risiko terjadi penularan yang semakin tak terkendali.