Dua nama terakhir adalah jawara Premier League (sebelumnya bernama EFL First Division) di era 90-an. Inilah yang membuat nama Leeds United menjadi salah satu perbincangan hangat ketika akhirnya berhasil kembali ke Premier League.
Terakhir mereka berkompetisi di kasta tertinggi adalah pada 2004. Mereka harus terdegradasi setelah finis di urutan 19. Ini yang membuat keberhasilan Leeds promosi ke musim 2020/21 adalah sebuah prestasi yang sangat wajar untuk dirayakan.
Menariknya, mereka promosi bersama Marcelo Bielsa. Sosok yang dihormati oleh Pep Guardiola sekaligus yang menemukan talenta Maurichio Pochettino sebagai pesepakbola. Dua nama manajer/pelatih itu sudah memiliki torehan tersendiri ketika Bielsa masih sibuk membangun pondasi di beberapa klub, termasuk Leeds.
Di Leeds, Marcelo Bielsa terlihat berupaya mempertontonkan gaya main yang tepat untuk dinikmati di Liga Inggris. Cepat dalam membangun serangan ataupun bertransisi juga agresif dalam bertahan.
Nyaris ideal, namun apa yang dilakukan Leeds di musim 2018/19 itu masih menunjukkan sisi buruknya, yaitu mudah kebobolan. Hal ini dapat dilihat dari statistik yang menunjukkan Leeds harus menerima 50 gol bersarang ke gawang mereka.
Beruntung, Bielsa tetap bertahan di Leeds dan membuat musim keduanya seperti upaya melunasi hutang di musim sebelumnya. Seperti yang kita tahu, Leeds akhirnya promosi dan menjadi jawara Championship.
Torehannya juga lebih baik dari sebelumnya. Karena, mereka tak hanya meraih 90 poin, juga dalam urusan bertahan dan menyerang mereka menjadi lebih kuat.
Perbaikan ini menjadi salah satu harapan bahwa Leeds tidak akan sekadar numpang lewat di musim depan. Mereka harus bertahan setidaknya satu musim. Jika sudah demikian, kita dapat melihat apa yang akan ditorehkan Leeds bersama Bielsa.
Kiprah Bielsa di Liga Inggris memang patut dinantikan. Karena, setelah musim perdananya di tanah Inggris, dia mulai mempelajari cara yang tepat untuk beradaptasi. Salah satunya dengan bergaya hidup sesuai keinginannya.