Seiring berjalannya waktu tidak hanya soal gaya hidup kita yang berubah--awalnya konvensional menjadi serba digital, namun juga soal siapa dan apa yang kita sukai. Seperti sebelumnya kita suka dengan musik pop-western, kini mulai dominan ke K-POP.
Sebelumnya kita menganggap Westlife dan NSYNC adalah boyband paling wajib digandrungi. Setelahnya kita mulai harus mengakui sinar baru yang diberikan oleh Super Junior, BIG BANG, hingga tongkat estafet dipegang oleh BTS, Seventeen, dan lainnya.
Begitu pun dengan beralihnya kegandrungan terhadap M2M dan Spice Girls menuju ke SNSD, 2NE1, hingga sekarang ada Blackpink, Twice, Red Velvet, dan lainnya. Artinya, kita akan mengenali idola-idola baru. Kehadiran mereka juga sesuai dengan keadaan yang pasti ada perubahan, alias mengikuti perkembangan selera.
Di dunia hiburan Indonesia juga demikian. Dulu, kita mengenal dan terinspirasi oleh kehadiran Ari Wibowo, Primus Yustisio, Syahrul Gunawan, dan Anjasmara. Kalau perempuan ada Jihan Fahira, Dian Nitami, Maudy Koesnaedi, Nafa Urbach, dan lainnya.
Di bidang komedian, kita juga akan lebih menggandrungi Benyamin Sueb, Warkop DKI, Srimulat, dan lainnya. Seiring berjalannya waktu, kita mulai familiar dengan Sule, Nunung, Parto Patrio, Komeng dan lain-lain.
Menariknya, peralihan era di bidang komedian terlihat cukup cepat. Ini tak lepas dari keberadaan kontes pencarian bakat di bidang komedi, seperti Stand up Comedy. Keberadaan ajang itu seperti dengan adanya ajang pencarian bakat penyanyi solo, kontes-kontes itu akan mendorong banyak talenta untuk menjadi idola baru.
Ini pula yang membuat sinar band seiring berjalannya waktu menjadi kurang sebenderang saat ada Slank, Jamrud, Peterpan, ST12, Kangen Band, dan lainnya. Kini kecenderungannya adalah menampilkan para soloist, seperti Tulus, Kunto Aji, dan Andmesh.
Bukan suatu kesalahan, karena memang inilah yang tak bisa dihindari. Kita pun lebih familiar dengan istilah girlband dan boyband dibandingkan groupband yang dulunya sangat powerfull.
Ini juga terjadi di bidang komedian. Dulu kita akrab dengan grup lawak seperti Warkop DKI, Srimulat, Bagito, Patrio, Cagur, hingga Bajaj. Namun, kini kita lebih mengenal individunya, seperti Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Arie Kriting, Dodit Mulyanto, dan masih banyak lagi.
Bahkan, ketika kita melihat adanya komedian di sebuah acara di tv maupun di film, maka kita sudah dapat menebak jika sang komedian adalah jebolan stand up comedy. Memang kehadiran mereka nyaris tak beda jauh dengan adanya Komeng, Opie Kumis, dan lainnya.