Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Konsol Game Juga Ada Manfaatnya

20 Juni 2020   12:49 Diperbarui: 21 Juni 2020   03:15 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game konsol. Gambar: via Medcom.id

Satu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan adalah selalu ada yang baru. Entah ketika waktu berganti hari, minggu, hingga bertahun-tahun. Ini juga saya alami ketika masih sekolah.

Saat pertengahan awal SD, saya menyukai kebiasaan membaca cerita legenda. Misalnya tentang Legenda Bandung Bondowoso, lalu ada pula kisah perjuangan Pangeran Diponegoro, sampai ada pula kisah horor seperti Kolor Hijau dan Hantu Tanpa Kepala.

Cerita-cerita itu saya dapatkan dengan membeli buku saku cerita bergambar (cergam) yang mungkin saat itu seharga 500-1000 rupiah.

Saat itu pula saya biasanya baru bisa membelinya ketika dapat menyisihkan uang selama seminggu ketika yang lain malah bisa membelinya dengan cepat.

Mungkin terdengar klise, karena ceritanya seolah akan memberikan inspirasi bahwa gemar membaca harus dimiliki sejak kecil. Tetapi apa yang saya lakukan sebenarnya hanya karena saya ingin memiliki hiburan selain pulang dan mengerjakan PR atau belajar.

Bahkan, saya lebih suka membaca cergam seperti itu daripada mengerjakan PR dan belajar. Kebiasaan itu juga membuat saya mulai menyiapkan diri untuk membaca hal-hal lain, seperti kisah tentang Trunojoyo juga pejuang lainnya di masa penjajahan Belanda atau Jepang.

Jika cerita semacam itu, maka pasti saya peroleh dengan meminjam buku dari perpustakaan sekolah. Terkadang terdengar saran untuk meminjam buku tentang Bahasa Indonesia atau Matematika, namun saya lebih suka meminjam buku-buku yang sedemikian rupa.

Sampai akhirnya kebiasaan mulai bergeser, tepatnya ketika berada di masa pertengahan akhir SD. Jika sebelumnya cenderung berupaya menyenangkan diri di rumah saja, kini saya ingin lebih interaktif.

Dari situlah saya memperoleh hal-hal baru yang cenderung bisa dianggap sebagai gerbang menuju modernisasi. Seperti mengenal game konsol hingga tahu warung internet (warnet).

Efek mengikuti ekstrakurikuler di sekolah juga membuat jaringan pertemanan meluas. Saya mulai tahu apa itu Nintendo, PlayStation 1 (PS 1), hingga tentunya tahu PS 2.

Kebiasaan membaca cergam mulai bergeser ke bermain game konsol tersebut. Tentu bermain PS 2 adalah surga bagi saya, karena selain lebih keren juga karena yang bermain kebanyakan adalah mas-mas bahkan mungkin sekarang sudah menjadi bapak-bapak beranak ABG.

Selain itu, ada dampak positif yang saya temukan ketika bermain game konsol saat itu. Suatu sisi yang seringkali tertutupi karena kebanyakan dari kita hanya menganggap bermain game konsol menyia-nyiakan waktu dan menghabiskan uang.

Pertama, bermain game konsol dengan sistem rental di warung rental game konsol akan membuat kita keluar rumah. Pada proses itu berarti akan ada interaksi sosial. Entah dengan pemilik rental ataupun dengan sesama pemain game konsol.

Kedua, bermain game konsol akan melatih kita untuk terbiasa dan excited terhadap teknologi. Pada akhirnya kehidupan kita akan familiar dengan hal itu, termasuk media hiburan.

Percaya atau tidak, bermain game konsol bisa menjadi gerbang untuk menaklukkan teknologi digital yang lebih kompleks. Salah satunya adalah komputer. Saat itu mengoperasikan gadget yang paling utama adalah komputer, sebelum menjejak pada laptop apalagi handphone.

Jika tidak ada upaya untuk mempelajari dan mengenal teknologi digital melalui bermain game, rasanya untuk menyentuh benda-benda tersebut akan berat jika tuntutannya cenderung serius. Seperti untuk bekerja atau mengerjakan tugas sekolah.

Alasannya adalah kita akan cenderung berhati-hati dan takut salah dalam penggunaannya. Berbeda dengan saat bermain game konsol, khususnya saat di warung rental. Ketika kita kurang bisa mengoperasikannya, si penjaga atau pemilik rental akan membantu.

Saat itulah kita bisa mengulik caranya. Selain itu, kita juga berada di situasi santai, tidak terkejar deadline dan lainnya. Situasi ini akan membuat kepala kita lebih mudah untuk menangkap informasi-informasi baru.

Ketiga, bermain game konsol juga membiasakan diri dengan situasi yang bisa dianggap normal, keramaian. Ketika ada pribadi yang cenderung (dianggap) kurang bersosial, berada di lingkungan yang bisa disebut sebagai miniatur ruang publik seperti tempat rental game adalah cara yang ampuh untuk belajar terbuka.

Meski ada yang hanya bermain sendiri, itu bukan topik utamanya. Karena yang paling dicari adalah belajar mengenal dan terbiasa dengan suasananya. Kita perlu belajar berada di tempat yang banyak orang, meski itu tidak harus saling kenal dan tidak menimbulkan interaksi langung maupun secara intensif.

Poin ini menurut saya penting, karena seiring berkembangnya teknologi, kita akan semakin merasa tidak perlu lagi berada di keramaian. Situasi ini terbukti ketika gadget semakin canggih--mampu mengaplikasikan game pula--dan bisa kita miliki secara personal.

Ketika di rumah sudah ada media untuk hiburan, mengapa harus keluar?

Hal ini sama seperti saat saya masih menggemari aktivitas membaca cergam. Saya nyaris terkunci, namun saya sangat menikmatinya. Inilah yang membuat saya merasa bersyukur ketika ada game konsol dan tempat rental.

Di situ saya menemukan adanya warna baru dalam hidup. Menariknya, momen itulah yang menjadi pembelajaran penting ketika pada akhirnya saya harus berkutat dengan kehidupan masa kini yang serba digital dan sudah dapat dijangkau di rumah saja.

Memang saya juga berpikir bahwa manfaat tersebut bisa saja tak lagi berlaku saat ini. Namun, itu bukan lagi tugas saya untuk menguak apa dampak positif dari game konsol di era sekarang.

Menurut saya, para anak muda akan lebih gadgetable dan pasti lebih tahu tentang apa yang diperoleh ketika bermain game konsol di era sekarang. Jadi, semoga keberadaan game konsol di era sekarang juga memberikan manfaat.

Malang, 19 Juni 2020

Deddy Husein S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun