Implementasi Ilmu Sok Weruh
Namun, perjalanan yang belum begitu panjang ini sudah cukup untuk membuat saya yakin bahwa sepak bola memang paling mengasyikkan dibandingkan yang lainnya. Setidaknya sampai saat ini, entah di waktu yang akan datang.
Lalu apakah saya sudah merasa tahu bagaimana caranya bermain bola yang benar?
Sesekali saya pernah bermain bola, walau sangat jarang dibandingkan saat anak-anak. Faktor pertemanan dan perubahan stamina menjadi salah satu momok utama.
Nahasnya, ketika saya bermain bola, saya cukup kesulitan untuk memenuhi ekspektasi saya. Seperti ketika sudah mampu berlari kencang ke depan, namun gagal mengeksekusi operan rekan untuk menjadi gol.
Secara pribadi jelas saya kecewa. Saya sudah berusaha, kenapa gagal? Bagaimana jika di lain menit atau saat momen tim saya menyerang, lalu saya tidak mampu lagi berlari secepat itu?
Beruntung, saya masih memiliki kesempatan kedua. Berhubung sepak bola kami tak profesional, karena tak ada pergantian pemain. Bahkan, 11 pemain dalam 1 tim saja tak ada.
Itulah yang membuat saya masih bermain panjang, meski seringkali gagal memberikan sesuatu ke tim. Padahal jika ini adalah tim profesional sudah dipastikan umur saya di lapangan sangat sebentar.
Akan sangat beruntung bisa bermain satu babak, jika menjadi starting eleven. Namun, saya terkadang menyadari bahwa tipilkal saya terkadang lebih pas bermain di babak kedua.
Sebagai orang yang cenderung bermain mobile--ingin menempati semua sisi ruangan, jelas dibutuhkan stamina yang cukup. Jika tidak, maka opsi bermain jangka pendek bisa diterima.
Secara umum, peran saya memang sangat berguna ketika bertahan. Namun secara khusus, saya selalu mengincar target untuk dapat mencetak gol. Ya, sepak bola mencari gol, bukan?