Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dilematis La Liga yang Ingin Lanjut, Tapi 5 Pemain Positif Corona

11 Mei 2020   16:01 Diperbarui: 12 Mei 2020   05:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javier Tebas cukup optimis jika La Liga 2019/20 akan lanjut. | Gambar: Goal.com

Setelah Serie A optimis akan memulai lanjutan pekan kompetisi musim 2019/20 yang tertunda. Kini, giliran La Liga yang akan berupaya melakukan hal serupa. Menurut Javier Tebas, La Liga akan dilanjutkan.

Namun, dirinya belum bisa memastikan waktunya. Secara estimasi, ada tanggal 12 Juni yang terungkap dari Presiden La Liga tersebut. Hal ini juga masih harus menunggu situasi yang mendukung.

Bak gayung bersambut, beberapa klub di La Liga sudah memulai latihan meski dengan cara yang berbeda. Yaitu, menyebarkan pemain-pemain ke titik-titik yang terpisah.

Barcelona salah satu klub yang sudah mengabarkan sesi latihannya. Hal ini juga dapat dilihat dari unggahan foto-foto salah satu pemainnya, Marc-Andre ter Stegen.

Kiper Barcelona sempat membagikan sesi latihannya di akun medsosnya. | Gambar: Twitter/MterStegen1
Kiper Barcelona sempat membagikan sesi latihannya di akun medsosnya. | Gambar: Twitter/MterStegen1
Perwujudan ini tentu menjadi suatu hal yang positif bagi penikmat sepak bola Spanyol. Ditambah dengan persetujuan pemain La Liga seperti Sergio Ramos* yang menyatakan bahwa Spanyol membutuhkan kelanjutan La Liga.

Tentu, ada alasan di baliknya. Selain karena Real Madrid masih punya peluang untuk mengkudeta Barcelona dari puncak klasemen. Secara general, klub La Liga juga tidak ingin merugi secara besar-besaran.

Secara ekonomi pula, patut disetujui bahwa La Liga seharusnya dilanjutkan. Apalagi beberapa klub La Liga memiliki pemain-pemain bergaji tinggi yang tentunya ada di dua klub raksasa, Real Madrid dan Barcelona.

Namun, bagaimana dengan realitasnya?

Ini juga berkorelasi dengan fakta yang terungkap, bahwa terdapat 5 pemain di dua kompetisi Spanyol yang positif corona. Tentu ini menjadi tamparan keras. Sekaligus menjadi ujian bagi keseriusan La Liga terkait keputusan mereka untuk melanjutkan atau tidak.

Hasil tes itu pula yang diduga menjadi kesangsian bagi Gerard Pique** terkait kelanjutan La Liga. Memang, lagi-lagi ada dua sisi alasan di balik pernyataannya.

Jika La Liga tidak dilanjutkan, hasilnya ada dua. Apakah batal tanpa ada pemenang, atau dianggap selesai dengan ada pemenangnya.

Di sini posisi Barcelona cukup menguntungkan, karena mereka sedang berada di puncak klasemen. Namun, adilkah?

Secara matematis, jelas tidak adil. Karena, jarak antara pemuncak dan posisi kedua klasemen sementara tak sebanyak selisih poin yang dimiliki Liverpool (Inggris) apalagi Club Brugge (Belgia). Di situasi seperti ini, persepsi Sergio Ramos untuk melanjutkan La Liga lebih tepat.

Namun, jika berbicara soal situasi secara umum termasuk dengan adanya kabar terkait 5 pemain yang positif corona tersebut, kesangsian Gerard Pique bukan tanpa dasar. Hanya, yang pasti jika La Liga tidak lanjut, maka yang terjadi adalah kerugian.

Kerugian secara kompetisi, yaitu mengorbankan persaingan antara Barcelona dengan Real Madrid yang anti klimaks. Lalu kerugian secara hiburan, karena publik dunia masih menyukai atmosfer sepak bola Spanyol meski dihiasi duopoli dua klub raksasa tersebut.

Kerugian terakhir adalah ekonomi. Sepak bola dewasa ini sangat berkaitan dengan bisnis dan perputaran roda ekonomi secara mayor dan minor. Kerugian ini bisa mempengaruhi sirkulasi dana di La Liga, klub, pemain secara khusus, serta penggemar.

Memang, ada sisi kontroversial terkait ekonomi penggemar sepak bola di Eropa, seperti adanya judi. Bagi masyarakat konservatif ataupun berpemahaman adat ketimuran, judi adalah hal yang dilarang atau ilegal. Namun, bagi mereka tentu ini adalah bagian dari sirkulasi ekonomi.

Jika sepak bola berhenti total dan bahkan sulit untuk memulai musim yang baru, apa kabar nasib mereka yang telah bergantung dengan rutinitas tersebut? Akan ada berapa besar pengangguran dan kasus kriminalitas?

Hal ini juga sebenarnya sama dengan apa yang bisa melanda sepak bola Indonesia jika tak kunjung berlanjut. Karena, masyarakat Indonesia juga banyak yang memanfaatkan sepak bola untuk menjadi ladang sirkulasi ekonomi. Contohnya berdagang makanan dan minuman ringan di stadion saat pertandingan berlangsung.

Artinya, pro-kontra terkait kelanjutan La Liga bisa menjadi perdebatan yang sulit berakhir. Namun, sebagai pihak yang terkait, La Liga ataupun RFEF (federasi sepak bola Spanyol) tentu perlu menemukan langkah tegas meski konsekuensi terus membayangi langkah tersebut.

Secara rasionalitas kompetisi, La Liga memang perlu dilanjutkan. Namun, mereka harus menetapkan aturan ketat yang berkaitan dengan kesehatan pemain dan tim secara menyeluruh.

Artinya, ketika ada pemain, staf, dan lainnya yang positif corona, mereka harus ditinggalkan. Anggap mereka sebagai pemain yang sedang cedera dan butuh waktu untuk recovery.

Sesi latihan terpisah bisa dilakukan disertai simulasi taktik dengan telekonferensi seusai latihan di lapangan. | Gambar: Twitter/MterStegen1
Sesi latihan terpisah bisa dilakukan disertai simulasi taktik dengan telekonferensi seusai latihan di lapangan. | Gambar: Twitter/MterStegen1
Toh, apa bedanya dengan pemain yang cedera berkepanjangan dan buktinya mereka tetap dibayar, bukan? Seperti Ousmane Dembele yang bisa diabsen terkait rutinitasnya hadir di ruang perawatan dibandingkan di lapangan.

Selain itu, sistem tes dan pengecekan harus dilakukan door to door, bukan dengan meminta mereka hadir ke tempat netral seperti rumah sakit, kantor tim medis klub, apalagi tempat latihan. Mereka harus melakukannya di rumah masing-masing dengan didatangi langsung oleh tim medis.

Hal ini dilakukan sejak pekan ini hingga pekan-pekan menjelang bergulirnya lanjutan La Liga. Bahkan, harus dilakukan saat kompetisi berlangsung dan berakhir. Karena, saat berlangsung, ini akan sangat mempengaruhi keselamatan lebih banyak orang, khususnya antar pemain.

Jika hal ini dilakukan, sepertinya peluang La Liga untuk berlanjut bahkan memasang jadwal musim selanjutnya secara optimis dapat dilakukan. Karena kedisiplinan dan effort tinggi sudah menjadi kuncinya.

Jadi, bisakah La Liga akan menemukan satu diksi sebelum bulan berganti--menjadi Juni? Atau, mereka masih akan menghasilkan kontradiksi yang kemudian disusupi kepentingan-kepentingan yang tak pernah bisa dipenuhi secara adil. Hm....

Malang, 11 Mei 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:

Detik, Kompas 1, Kompas 2, * Goal, ** Kumparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun