Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Menonton Kembali "Haider" dan Duka Berpulangnya Irrfan Khan

30 April 2020   14:13 Diperbarui: 1 Mei 2020   04:13 1893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Haider (2014); diperankan oleh Shahid Kapoor dan Shradda Kapoor. Gambar: Thecitizen.in

Haider memang mengadaptasi kisah Hamlet. Gambar: Daily.social
Haider memang mengadaptasi kisah Hamlet. Gambar: Daily.social

Pertama, kisah di film ini adalah pembauran antara realita dan adaptasi dari kisah fiksi. Tentu ada ekspektasi bahwa film ini akan menghadirkan genre action yang berbeda, meski secara umum bisa ditebak permukaannya.

Kedua, kisah ini menghadirkan teladan dari sebuah profesi, dokter. Ini mengingatkan pada situasi yang sama bagi dokter di seluruh dunia ketika berada di masa pandemi seperti sekarang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dokter pasti memiliki gejolak dilematis, karena pasti ada kekhawatiran atas keselamatan dirinya dari pihak keluarga. Namun, sebagai dokter, mereka pasti tahu apa yang seharusnya dilakukan.

Ketika ada orang sakit, pasti ada naluri untuk menolongnya tanpa peduli latar belakang orang sakit tersebut. Karena, saat orang itu sakit, latar belakangnya sudah jelas mengarah pada suatu rumusan masalah yang konkrit; sakit dan risiko kehilangan nyawa.

Itulah yang membuat seorang dokter punya panggilan untuk bekerja sesuai profesinya. Meski dengan berbagai rintangan hingga yang paling meresahkan adalah adanya kecemasan dari orang terdekat.

Orang terdekat seharusnya mendukung tindakan yang sudah diyakini secara sungguh-sungguh. Apalagi dasarnya adalah rasa kemanusiaan, tentu ini adalah jaminan besar bahwa tindakannya tetaplah benar.

Perihal ketiga dari film ini adalah pemunculan masalah. Memang, bagi yang jarang atau malah kurang suka menonton film action akan menganggap film ini sangat sadis. Namun, emosionalitas yang terbangun memiliki dasar yang cukup kuat.

Ditambah dengan adanya konflik keluarga, maka penonton akan merasakan kedekatan dengan kisahnya. Orang terdekat memang biasanya sangat merepotkan jika sudah terjadi ketidakcocokan tentang prinsip hidup.

Satu-satunya yang mendekatkan keluarga adalah kehilangan dan kematian. Tentu, ini adalah penilaian yang satire, namun sangat apa adanya. Film ini nyatanya juga mampu menghadirkan realitas seperti itu dengan baik.

Ayah Haider yang diwujudkan seolah sebagai hantu. Gambar: Daily.social
Ayah Haider yang diwujudkan seolah sebagai hantu. Gambar: Daily.social

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun